Keterangan foto BMKG.GO.ID

JAKARTA | duta.co Innalilah! Musibah lagi. Sedikitnya tiga kecamatan di Kabupaten Pandeglang, dihajar gelombang pasang tsunami setinggi 57 m. Masing-masing Kecamatan Carita, Panimbang dan Sumur. Di tiga kecamatan ini tercatat 14 orang meninggal dunia, 150 orang luka-luka, 43 rumah rusak berat, sembilan unit hotel rusak berat dan puluhan kendaraan rusak.

Agar aman, ratusan keluarga yang tinggal di sepanjang pesisir pantai Kecamatan Anyer mengungsi menuju ke daerah yang lebih tinggi. Warga Anyer hingga Bandulu naik ke lokasi yang lebih tinggi. Desa Kopo dan Kamasan diserbu warga. Gelombang tsunami yang datang menyapu kawasan Pantai Anyer membuat warga panik.

Menurut Ketua RT Desa Anyer, Iman, gelombang laut yang menyeruak ke perumahan di kawasan pantai membuat warga panik. Warga meninggalkan rumah mereka.

Selain karena gelombang tsunami, warga juga khawatir akan letusan Gunung naka Krakatau (GAK). “Sudah dua hari ini, kami mendengar dentuman Krakatau cukup rutin,” ujar Iman kepada Kantor Berita Politik RMOl, Minggu (23/12) dini hari.

Kata Iman, gelombang tsunami yang melanda kawasan Pantai Anyer, oleh warga di kawasan pesisir disebabkan oleh letusan Krakatau.

“Kami sudah biasa mendengar dentuman Krakatau. Tapi dua hari ini, dentumannya keras dan rutin,” jelas Iman seraya menerangkan, saat gelombang tsunami terjadi, dentuman Krakatau juga terdengar cukup keras.

Kata Iman, hingga saat ini, warga yang tinggal di sekitar Pelabuhan Paku, Anyer belum tercatat ada yang menjadi korban gelombang tsunami. Hanya ada beberapa perahu nelayan yang lepas dari tambatannya.

Korbannya terus bertambah. Kepala Pusat Data dan Informasi Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, data sementara hingga pukul 04.30 WIB tadi (Minggu, 23/12) tercatat 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka-luka, dua orang hilang dan puluhan bangunan rusak.

“Data korban kemungkinan masih akan terus bertambah mengingat belum semua daerah terdampak di data,” kata Sutopo melalui pesan Whatsapp.

Dari 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka dan dua orang hilang terdapat di tiga wilayah yaitu di Kabupaten Padenglang, Lampung Selatan dan Serang.

Di Kabupaten Pandeglang, daerah yang terdampak gelombang pasang di Kecamatan Carita, Panimbang dan Sumur. Di tiga kecamatan ini tercatat 14 orang meninggal dunia, 150 orang luka-luka, 43 rumah rusak berat, sembilan unit hotel rusak berat dan puluhan kendaraan rusak.

Daerah yang terdampak parah adalah permukiman dan wisata di Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita.

Selain itu di Kabupaten Lampung Selatan terdapat tiga orang meninggal dunia dan 11 orang luka-luka.

Sedangkan di Kabupaten Serang, tepatnya di Kecamatan Cinangka terdapat tiga orang meninggal dunia, empat orang luka dan dua orang hilang.

Hingga kini penanganan darurat masih terus dilakukan oleh BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat. Bantuan logistik disalurkan. Sementara itu Jalan Raya penghubung Serang-Pandeglang putus akibat tsunami.

“Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang menyesatkan. Update penanganan darurat akan terus disampaikan,” jelas Sutopo.

Gelombang pasang air laut itu terjadi pada Sabtu (22/12) sekitar pukul 21.30 WIB. (wid,rmol)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry