Dosen Unusa dan UPN Veteran membuatkan tempat sampah dari bahan masker bekas. DUTA/ist

Pandemi Covid-19 membawa dampak buruk lainnya yakni menumpuknya limbah masker bekas. Ini menjadi persoalan serius jika terus dibiarkan tanpa ada solusinya.

Karenanya peran akademisi sangat penting untuk mengedukasi masyarakat agar memanfaatkan limbah masker bekas untuk menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

Itu yang dilakukan Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Muslikha Nourma Rhomadhoni yang berkolaborasi dengan dosen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Rizka Novembrianto.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Mereka mencoba mengedukasi masyarakat RT 1 RW 1 Desa Suko Sidoarjo untuk mengolah sampah bekas masker rumah tangga agar menambah nilai guna. Mereka memberikan pelatihan pada warga secara daring dan luring karena menjaga imbauan pemerintah untuk membatasi kegiatan secara tatap muka.

 “Kita gelar pelatihan mengolah sampah masker bekas rumah tangga menjadi bak sampah dalam persiapan kondisi kebiasan baru,” ungkap Muslikha Nourma.

Kegiatan ini merupakan wujud implementasi Kerjasama Tridarma Fakultas Teknik UPN “Veteran” Jawa Timur dengan Fakultas Kesehatan Unusa No.17/MoA/UN63.3/TU/2021, Februari 2021 lalu.

Dikatakan Muslikha Nourma, tujuan kegiatan ini menambah wawasan dan keterampilan warga mengenai potensi sampah masker bekas (bukan fasilitas kesehatan) yang berasal dari rumah tangga ini memiliki nilai ekonomi.

Selain itu pula sebagai upaya mendaurulang supaya meminimalkan timbulan  sampah padat di lingkungan warga.

Pelatihan mengolah sampah masker bekas ini diajarkan dosen Unusa yang berkolaborasi dengan dosen UPN. DUTA/ist

Kegiatan tersebut digelar pada 24 Juli 2021 lalu, sebagai salah satu kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi yakni kolaborasi pengabdian masyarakat.

Dalam pelatihan ini, Muslikha Nourma dan Rizka melatih warga bagaimana masker bekas sekali pakai bisa dimanfaatkan sehingga menambah nilai ekonomisnya. Caranya dengan menyucihamakan atau menyeterilkan masker-masker terlebih dulu dengan bahan kimia (deterjen) dan secara fisika (pemanasan).

“Setelah itu kita olah dan kita bentuk untuk dijadikan bak sampah. Sehingga ini bisa bermanfaat lebih tidak menjadi sampah belaka yang meresahkan masyarakat,” ungkap Muslikha Nourma.

Pengurus RT 1 RW 1 Desa Suko yang diwakili Arif Kurniawan selaku Sekretaris RT menjadi salah satu peserta kegiatan membuat bak sampah dari masker bekas ini.

“Hasilnya unik, bagus dan banyak manfaat dari program ini, dari segi ilmu, penanganan masalah persampahan dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Dosen UPN Veteran Rizka Novembrianto menambahkan tujuan kegiatan ini mengenalkan masyarakat akan potensi ekonomi dari pengolahan masker bekas ini.

Proses produksinya masker bekas ini sebagai pengganti fungsi serat fiber. Cara pembuatannya mudah dan murah karena sudah tidak membeli serat dari fiber seperti umumnya dalam membuat tandon air. Penggunaan masker bekas ini juga dapat dikembangkan dalam bentuk lainnya.

“Harapannya kegiatan pengabdian kepada masyakarat ini membuka kerjasama pemerintah daerah agar pihak kampus dapat menggelar pelatihan-pelatihan yang bermanfaat lainnya, serta inovasi pemanfaatan sampah masker bekas rumah tangga lainnya,” tukasnya. ril/hms