Korban (WU) saat mendapat perawatan di rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Soegiri Lamongan.

LAMONGAN | duta.co – Peristiwa pembacokan seorang siswa SMP Muhammadiyah di Sugio berinisial MN (14) yang nekat membacok gurunya menggunakan parang (bendo) mendapat perhatian khusus Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan Munif Syarif mengaku turut prihatin atas terjadinya insiden pembacokan yang dilakukan oleh MN salah seorang pelajar SMP di Sugio terhadap WU yakni gurunya sendiri.

“Saya turut prihatin atas kejadian pembacokan salah satu guru yang dilakukan oleh siswa tersebut, kasus pembacokan ini harusnya tidak sampai terjadi. Pihak dinas sangat menyayangkan sekali hal ini sampai terjadi,” kata Munif Syarif, Kamis (16/11)

Menurutnya, terkait perbuatan siswa yang  brutal itu saat ini sudah mendapat pendampingan psikologis dari dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (DP3A) Lamongan.

“Saya sudah koordinasi dengan dinas perlindungan anak, karena kejadian pembacokan ini melibatkan anak di bawah umur. Jadi penanganan serta kewenangannya memang ada di tangan dinas PPA,” ujarnya.

Munif berharap, semua pihak baik keluarga dan sekolah turut bekerja sama dalam mendidik anaknya sehingga dikemudian hari kejadian seperti ini tidak sampai terulang kembali.

“Dalam kasus ini, saya berharap bisa diselesaikan dengan baik, siswa yang melakukan penganiayaan terhadap gurunya sebaiknya tidak dikeluarkan dari sekolah. Namun dilakukan pembinaan,” ucapnya.

“Siswa ini juga perlu diberikan hak untuk terus belajar apa lagi usianya juga masih anak. Jadi dinas PPA saya minta memberikan pendampingan psikologis. Kami juga sudah menerjunkan tim ke lapangan,” imbuh Munif.

Sebelumnya, kasus pembacokan terhadap guru berinisial WU ini terjadi diruang kelas ketika sang guru sedang mengajar siswanya.Insiden tragis ini terjadi sekitar pukul 08.30 WIB. Ketika seorang guru pengajar SMP di Sugio berinisial WU memasuki ruang kelas 8 untuk mengajar mata pelajaran IPA.

Selanjutnya, pada tengah pelajaran berlangsung guru tersebut menegur siswa berinisial MNN dan dua saksi yaitu F dan A karena tidak memakai sepatu di dalam ruang kelas.

Teguran tersebut memicu reaksi dari MNN berdiri dari tempat duduknya dan melemparkan kursi ke arah gurunya. Lemparan kursi itu mengenai kaki sang guru WU yang menyebabkan luka pada kaki WU.

Kemudian sang guru WU meminta dua orang siswanya untuk mengantarkan MNN keluar dari ruang kelas. Namun, kejadian ini belum berakhir di situ. Beberapa saat kemudian MNN kembali ke ruangan kelas dengan membawa senjata tajam jenis Bendo. Dengan serangan tak terduga, MNN mengayunkan senjata tersebut ke arah sang guru WU mengenai jari tangan kirinya.

Peristiwa pembacokan itu saat ini sudah dilaporkan ke Polres Lamongan. Kasat Reskrim Polres Lamongan AKP I Made Suryadinata saat dikonfirmasi awak media membenarkan kejadian tersebut dan laporan sudah diterima.

Ia mengatakan, pelapor sudah dimintai keterangannya, barang bukti juga sudah diamankan. “Kasus ini masih didalami, pihak terlapor dan saksi – saksi juga akan dipanggil,” ucapnya singkat. (ard)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry