MALANG | duta.co – Seiring dengan pesatnya perkembangan kemajuan teknologi dan informasi di era globalisasi saat ini, memunculkan berbagai persoalan dan permasalahan yang sangat krusial. Salah satunya adalah berkembangnya paham radikalisme.

Adapun sasaran yang dituju bukan hanya masyarakat biasa, akan tetapi aparat pemerintah TNI-Polri, dimana jangkauannya mampu menembus lintas wilayah.

Untuk mencegah dan mengantisipasi hal tersebut, Komando Resor Militer 083/Baladhika Jaya menggelar “Pembekalan Kontra Radikalisme TA. 2020”, bertempat di Aula Skodam V/Brawijaya Kota Malang, pada Rabu (7/10/2020).

Kegiatan pembekalan tersebut dibuka Danrem 083/Baladhika Jaya, Kolonel inf Irwan Subekti, yang diwakili Kepala staf Korem, Letkol Inf Akhmad Juni Toa, dan diikuti kurang lebih 125 personel TNI Jararan Korem 083/Baladhika Jaya.

Dalam sambutan Danrem 083/Baladhika Jaya, disampaikan bahwa radikalisme merupakan persoalan serius dan menjadi ancaman yang potensial bagi kondusifitas dan stabilitas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Mengingat pentingnya kegiatan ini, saya berharap kepada seluruh peserta yang hadir agar benar-benar memanfaatkan forum ini untuk berdialog dan menyimak materi dari narasumber dalam rangka mencegah, menangkal dan membatasi ruang gerak radikalisme,”pungkasnya.

Dalam sambutan Asintel Kasad, Mayjen TNI Teguh Arif Indratmoko yang disampaikan Ketua Tim Binkom, Kolonel Arm Ruly Chandra Yadi, menjelaskan bahwa perkembangan radikalisme di Era Globalisasi semakin meningkat ditambah berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat banyaknya gerakan paham radikal muncul terutama di media sosial, hal ini merupakan peluang bagi kelompok radikal untuk melakukan rekrutmen propaganda dan aksi aksi lainnya melalui internet.

Pemerintah terus berupaya untuk mengurangi paham radikal ditengah berkembangnya paham paham lain. Sejalan dengan itu, ditubuh TNI khususnya TNI AD juga berupaya agar personel didalamnya tidak terpapar paham radikal, sehingga perlu diambil langkah pencegahan dimulai dari proses rekrutmen prajurit.

Penyebaran paham radikal tidak hanya menyasar kepada masyarakat biasa, ASN, Lembaga Negara, bahkan juga dapat menyusup kedalam diri personel TNI AD maupun keluarganya. “Oleh karena itu, pengetahuan tentang bahaya paham radikal mutlak dibutuhkan sehingga dapat menjadi pengantar bagi diri sendiri maupun keluarga,” ungkapnya.

Keguatan pembekalan kontra radikalisme ini merupakan upaya penanaman nilai nilai nasionalisme serta nilai nilai non kekerasan melalui pembekalan, ceramah dan tanya jawab, diharapkan dengan pembekalan ini dapat terwujud pemahaman tentang bahaya penyebaran radikalisme bagi personel TNI AD dan keluarganya.

Diakhir sambutannya, Asintel Kasad memberikan beberapa penekanan yang harus dipedomani dan dilaksanakan para peserta diantaranya jadilah prajurit TNI AD yang memiliki integritas, dengan senantiasa meningkatkan keimanan kepada Tuhan YME, pegang teguh Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan pahami informasi yang diberikan, sehingga dapat dipahami dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tegasnya mengakhiri.

Tampil sebagai pemateri dalam kegiatan pembekalan tersebut Mayor  Inf Ratno, S.H., M.I.P. dan turut hadir dalam kegiatan pembekalan tersebut Kepala Tim Binkom Kolonel Arm Rully Chandra Yadi, Kepala Staf Korem Letkol Inf Akhmad Juni Toa, Kasi Intel Korem 083/Bdj, Pasi Intel, para Perwira Bintara dan Tamtama Korem 083/Bdj. (nzm)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry