KH Mutawakkil Alallah (ist)

SURABAYA  | duta.co – Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah mengatakan, Wagub Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sudah dikader para kiai di Jatim sejak 15 tahun lalu sebagai calon pemimpin Jatim. “Tahun ini adalah peluang terbaik, kalau dilepas susah mendapatkan peluang seperti ini lagi,” ujar pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong Probolinggo itu saat dikonfirmasi Rabu (18/10).

Dalam Pilgub Jatim 2018, kata Kiai Mutawakkil, secara kebetulan ada dua kader NU yang menjadi calon kuat gubernur Jatim, Gus Ipul yang juga ketua PBNU dan Khofifah Indar Parawansa, Ketum PP Muslimat NU. Namun secara organisasi, NU tetap mengacu pada Khittah 1926 dan hasil Muktamar NU ke-27.

“Kiai-kiai baik yang ada di struktural NU maupun nonstruktural yang mendukung Gus Ipul itu atas nama pribadi bukan organisasi. Secara organisasi, NU menganjurkan kepada warganya dalam memilih supaya disesuaikan dengan hati nurani dan dari kader NU. Ini berkaitan dengan komitmen keagamaan dan kaidah fiqh yang mengutamakan kemaslahatan bagi umat,” tegas Kiai Mutawakkil.

Dijelaskan, para kiai di Jatim sebelum memutuskan mendukung Gus Ipul maju di Pilgub Jatim 2018, terlebih dulu menggelar pertemuan di sejumlah pesantren. Terakhir di Ponpes Bumi Sholawat, Lebo Sidoarjo, melibatkan ribuan kiai di Jatim. “Itu keputusan kiai, bukan NU secara organisasi,” beber KH Mutawakkil.

Ia juga mengingatkan seluruh ketua maupun pengurus harian NU serta ketua Banom NU yang terlibat menjadi anggota tim sukses calon gubernur, baik Gus Ipul maupun Khofifah, supaya nonaktif. Hal itu sebagaimana hasil keputusan Muktamar NU di Solo karena hal itu dinilai kurang etis.

“Gus Ipul masuk jajaran pengurus harian PBNU secara etika sebaiknya nonaktif. Begitu juga dengan Bu Khofifah selaku Ketum PP Muslimat NU lebih etis kalau nonaktif. Supaya tidak timbul kesan memanfaatkan jabatan di organisasi NU dan Banom NU,” pinta Kiai Mutawakkil.

 

Ulama Apresiasi Megawati

Sebelumnya, sejumlah kiai di Jatim juga mengapresiasi PDIP dan PKB yang menindaklanjuti keputusan ulama NU mengusulkan nama Gus Ipul sebagai Cagub Jatim. “Kami sangat menghargai dan mengapresiasi PDI Perjuangan dan PKB yang tak melupakan sejarah tentang usulan para kiai-kiai NU menghadapi Pilgub Jatim.” Demikian ujar Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin Kediri KH Anwar Iskandar saat dikonfirmasi di Surabaya, Selasa (17/10) malam.

Bahkan, keputusan menyandingkan Gus Ipul dengan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas merupakan langkah tepat karena menyinergikan kaum nasionalis dan agamis. Selain itu, Kiai Anwar juga mengingatkan pasangan Gus Ipul dan Anas untuk menghindari politik fitnah (black campaign) menjelang Pilgub Jatim  2018.

“Hindari politik fitnah, ujaran kebencian, dan semua yang bisa memecah-belah kesatuan bangsa, khususnya di media sosial,” tegas Wakil Ketua Rais Syuriah PWNU Jatim tersebut.

Menurut Gus War, sapaan akrab Kiai Anwar, politik fitnah merupakan bentuk ketidaksantunan yang dapat menjurus pada perpecahan bangsa, serta dilarang oleh agama Islam. “Sudah sangat jelas bahwa itu hukumnya haram. Kami harap tak ada politik yang mengarah ke arah sana dan tak terpancing isu-isu provokatif di media sosial,” harapnya.

 

Para Kiai Menghadap Gubernur

Ia juga mengakui sejumlah kiai telah menyampaikannya secara langsung ke Gus Ipul dan Anas. Bahkan perwakilan kiai di Jatim juga sudah menemui Gubernur Jatim Soekarwo di rumah dinasnya. Pertemuan sejumlah kiai yang digelar di Surabaya itu dihadiri antara lain KH Zainudin Jazuli, KH Nurul Huda Jazuli, KH Anwar Manshur. Kemudian, KH Kafabih Mahrus, KH Fuad Jazuli, KH Fuad Sidogiri, KH Idris Hamid.

Juga hadir KH Nuruddin Bangkalan, KH Ghozali Sampang, KH Mahrus Sampang, KH Miftahul Achyar. Tak ketinggalan KH Mujib Imron, KH Fahrur Rozi Malang, KH Hasan Mutawakkil Alallah. Berikutnya KH Agus Ali Masyhuri, KH Syafiudin Sampang, KH Ubaidillah Faqih. Juga, KH Kholil Situbondo dan KH Nawawi Abdul Djalil Pasuruan.

Dalam rangka menindaklanjuti keputusan PDIP dan PKB, lanjut Gus War, para kiai juga akan melakukan sosialisasi ke umat sekaligus mengajak untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat serta menjaga Indonesia. Sumber lain juga mengabarkan bahwa perwakilan kiai di Jatim juga sudah bertemu dengan Gubernur Jatim Soekarwo di kediaman untuk menjelaskan sikap para kiai di Jatim dalam menghadapi Pilgub Jatim mendatang.

 

Khofifah Apresiasi Gus Ipul-Anas

Sementara itu, Khofifah Indar Parawansa mengatakan tak ada yang perlu dipermasalahkan dengan pasangan yang diusung PDIP, Saifullah Yusuf-Abdullah Azwar Anas. Menurut dia, keputusan itu tidak mempengaruhi kondisi Jatim.

“Iya enggak apa-apa. Jatim baik-baik saja,” ucapnya usai menghadiri rapat terbatas soal optimalisasi dana desa di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (18/10).

Khofifah kemudian mengapresiasi pasangan Gus Ipul-Anas. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU ini juga mengaku sangat kenal dengan sosok kedua orang itu. “Dua-duanya kawan saya. Saya sangat menghormati seluruh peluang peluang, sama lah,” ujarnya.

Khofifah menambahkan, hingga saat ini dirinya terus berkomunikasi dengan sejumlah partai politik. “Koordinasi saya sedang berjalan. Ntar kalau semua sudah kelar-kelar begitu, Insya Allah saya akan kabari teman teman,” kata dia.

Sebelumnya, ratusan kiai juga berkumpul di Pesantren Tebuireng, Minggu (15/10) lalu, untuk mendukung pencalonan Khofifah sebagai Cagub Jatim serta membentuk tim sembilan. Tim ini bertugas membahas program Khofifah sebagai Cagub, termasuk menyiapkan calon wakil Khofifah untuk berkompetisi pada Pilgub Jatim 2018. ud, tri

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry