MALANG | duta.co – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB Unisma) menggelar seminar nasional “Wawasan Kebangsaan Kewirausahaan”. Hadir sebagai narasumber Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia Ir H Lanyala Mahmud Mataliti MHum.

Dijelaskan oleh Dekan FEB Unisma Nur Diana SE MSi, bahwa salah satu misi dari kampus ini adalah menjadi Enterpreneur University. Hal tersebut terjabar dalam Kurikulum MBKM yang mana entrepreneur menjadi salah satu unggulan perguruan tinggi ini. Harapannya, lulusannya menjadi entreprenuer karena profesi ini terbuka peluang luas, dimana hanya 4 % lebih SDM Indonesia menjadi pengusaha atau entrepreneur.

“Persoalannya saat ini, bagaimana menumbuhkan jiwa wirausaha dan wawasan kebangsaan di kalangan milenial,” ungkap Diana, dengan nada tanya.

Pasalnya, menurut Dekan yang dikenal inovatif ini, seringkali masyarakat melupakan bagaimana menjaga komitmen wawasan kebangsaan. Sebagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam empat konsensus dasar negara yakni Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 45 demi memantapkan kembali jati diri bangsa dan membangun kesadaran tentang sistem kenegaraan.

Acara seminar kebangsaan ini diapresiasi penuh oleh Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan & Keagaaman Dr Ir Badat Muwahid MP. Menurutnya seluruh mahasiswa Unisma, khususnya FEB wajib untuk belajar dan mengenal wawasan kebangsaan serta kewirausahaan.

“Kehadiran Ketua DPD RI ini diharapkan mampu membuka cakrawala dan mengasah Softskill mahasiswa,” tuturnya.

Sementara itu Lanyala memaparkan, bahwa berdasarkan sejarah lahirnya negara Indonesia. Patut warga negara mengingat pendiri bangsa tentang sistem ekonomi dan demokrasi. Padalnya, Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan komparatif.

Menurutnya konteks ekonomi dapat dilakukan secara bebas selama tidak menganggu negara lain. Lewat sistem ekonomi Pancasila dengan tiiga pilar ; koperasi, perusahaan swasta dan perusahaan negara. Ia mengingatkan tentang import Cina yang membombardir Indonesia yang seharusnya negara ini dapat memproduksinya.

Ia berharap bangsa ini tidak sekedar Copy Paste negara lain karena tidak semua yang dicontoh bisa cocok di tanah air ini. Lanyala juga berharap Indonesia dapat sebagai surga wisata dunia. Lantaran Indonesia lebih tepat mengandalkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk tumpuan utama APBN, ketimbang pajak dari rakyat.

Ia menekankan bahwa Indonesia merupakan negara kaya raya dengan keunggulan komparatif Sumber Daya Alam, biodiversity hutan dan iklim yang mendukung untuk menjadi lumbung pangan. Termasuk sumber kekayaan laut yang memiliki potensi luar biasa.

Menurutnya, hal itu sesuai juga dengan konsep yang disusun para pendiri bangsa yang tertuang dalam Pasal 33 naskah asli Undang-Undang Dasar 1945 beserta penjelasannya.

“Mereka sangat menyadari Indonesia memiliki keunggulan komparatif sehingga sangat tepat bila konstitusi memerintahkan agar negara menguasai bumi air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya.

Artinya mekanisme ekonomi jangan diserahkan kepada mekanisme pasar. Supaya tidak memperkaya orang per orang pemilik modal, termasuk modal asing.

Mantan Ketua Kadin Jatim tersebut juga menjelaskan bahwa semua negara mulai menyiapkan re-posisi untuk menyongsong masa depan. Seharusnya Indonesia juga melakukan sesuai based on keunggulan masing-masing.

Lebih lanjut Lanyala mengajak seluruh peserta seminar untuk meyakini bahwa Indonesia harus kembali mengikuti Peta Jalan yang sudah disusun para pendiri bangsa. Terutama sistem ekonomi yang memastikan negara berdaulat atas kekayaan alamnya. Maka Indonesia akan mempunyai kemampuan untuk menyiapkan diri menghadapi perubahan global di depan mata.

“Jangan sampai mengganti sistem demokrasi dan sistem ekonomi Indonesia dengan melakukan Copy Paste sistem Demokrasi Liberal dan sistem ekonomi pasar bebas yang kapitalistik,” ujar dia.

Hadir pula dalam seminar ini Ketua KADIN Provinsi Jawa Timur, Adik Dwi Putranto. Serta ratusan mahasiswa dari 10 kampus yang berbeda.

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry