Kapolrestabes Surabaya Kombespol Mohammad Iqbal menanyai perempuan yang ditangkap di SDN Mojo I Surabaya, di Mapolsek Gubeng, Kamis (23/3/2017). (ist)

Kapolri: Kabar Penculikan Anak dan Penjualan Organ, Hoax

SURABAYA | duta.co – Seorang perempuan diamankan Polsek Gubeng karena dicurigai berkaitan dengan kabar penculikan anak di  SDN Mojo I. Namun, saat dimintai keterangan, perempuan itu terlihat linglung.

“Kami sedang melakukan pendalaman terhadap perempuan bernama Sulikah, yang diduga, kami tidak memakai terminologi diduga penculikan, tapi diduga orang yang dicurigai,” ujar Kapolrestabes Surabaya Kombespol Mohammad Iqbal di Polsek Gubeng, Kamis (23/3/2017).

Iqbal menerangkan, perempuan itu masuk SDN Mojo. Kemudian seorang guru berinisial R mencurigainya. Saat ditanya, perempuan malah menjawab ngelantur.

“Ditanya A, jawabnya B dan C. Perempuan itu juga terlihat linglung. Tapi kami tak bisa memvonis dia mengidap penyakit apa. Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk penanganan kasus ini,” tandas Iqbal.

Masih belum ditemukan bukti kuat bahwa perempuan ini melakukan tindak pidana. Dalam kasus ini, lanjut Iqbal, polisi hanya melakukan tupoksinya, yakni melindungi dan melayani masyarakat.

“Kami mengapresiasi Kapolsek Gubeng yang langsung ke lokasi begitu mendapat informasi. Melakukan pengamanan dan segera membawa perempuan itu ke Polsek sehingga tak ada main hakim. Kami juga mengapresiasi staf SDN Mojo yang cepat bertindak,” ujar Iqbal.

 

Isu Jadi Viral

Beberapa hari ini masyarakat memang diresahkan kabar penculikan anak untuk dijual organ tubuhnya dengan harga tinggi. Isu itu deras berkembang melalui media sosial dan viral.  Akibat isu ini, di Sumenep, Madura, tiga orang gila ditangkap warga dan dipukuli sebelum diserahkan kepada polisi karena dicurigai sebagai penculik anak.

Menurut isu penculikan anak, pelaku memang menyamar orang gila atau pemulung dalam beraksi. Mereka berkelompok dan membawa mobil. Seorang penculik beraksi, lalu setelah berhasil mendapatkan target, membawa si bocah ke kawanannya di mobil untuk dibawa kabur.

“Kemarin di Sedati (Kabupaten Sidoarjo), kabarnya penculik beraksi namun dipergoki warga. Sebelumnya di Wiyung (Surabaya Barat),” ujar Rony, penjual jamu yang sehari-hari mangkal di Jl Menanggal V Surabaya, kepada duta.co, Kamis (23/3).

Ketika diberitahu bahwa penculikan anak untuk dijual organnya itu hanya isu, Rony ngotot kabar itu benar. Anaknya yang siswa SMPN 22 Surabaya bahkan juga telah mengabari dirinya dan istrinya agar hati-hati terhadap adiknya yang masih sekolah di TK. Jangan sampai telat menjemput saat pulang sekolah. “Anak saya dapat kabar penculikan anak dari medsos,” ujar penjual jamu asal Nganjuk, Jawa Timur ini.

Pekan lalu, juga beredar kabar di Medsos bahwa seorang  perempuan pelaku penculikan anak ditangkap oleh Polsek Tegalsari Surabaya. Namun kabar itu telah dibantah polisi. “Kabar itu tidak benar. Tidak ada penangkapan pelaku penculikan anak. Juga tidak ada laporan penculiakan anak,” kata Kapolsek Tegalsari Kompol Noerijanto, Rabu (15/3/2017) lalu.

Noerijanto mengimbau masyarakat hati-hati dan tidak mudah percaya terhadap kabar di medsos yang belum tentu benar. Namun, kabar itu terus menggelinding bikin resah. Bahkan, bukan hanya di Jawa Timur tapi juga di berbagai daerah lain di Indonesia.

 

Kapolri: Itu Hoax

Kamis (23/3/2017) hari ini, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian pun angkat bicara. Tito meminta masyarakat tidak termakan isu dan resah terhadap maraknya kabar penculikan anak dan penjualan organ tubuh di media sosial.

“Beritanya hoax (bohong). Jadi kami minta masyarakat tidak perlu khawatir. Orang tua jangan khawatir, lakukan kegiatan seperti biasa. Tingkatkan kewaspadaan tapi jangan over reaktif dan panik,” kata Tito di Jakarta.

Dalam menelusuri isu tersebut, Polisi sudah mengecek sejumlah daerah untuk memastikan kebenaran informasi. “Saya sudah cek di Manado, Sumut, dan beberapa tempat lain termasuk di Jakarta, isu tersebut tidak benar,” ujarnya.

Mantan Kapolda Metro Jaya ini pun menengarai isu tersebut sengaja digulirkan oleh pihak yang tak bertanggung jawab untuk menimbulkan keresahan di masyarakat. tom, dit, ntr

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry