INOVATIF : Tim Gelis Unusa yang kreatif memanfaatkan bahan sampah. DUTA/ist

Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) terus berinovasi dan berkreasi. Mereka jeli memanfaatkan barang sampah untuk dijadikan produk yang bernilai jual tinggi. Produk itu mereka berinama Gelis (Gantungan Pelepah Pisang) untuk tempat botol minum. Dan kreasi mereka ini lolos ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Bidang Kewirausahaan yang digelar Dirjen Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).

——

Tim Gelis ini terdiri dari Yolanda Lettalia Sindytiono dengan anggota  Adelina Pratiwi, Sofi Azilan Aini, Arista Putri, Sulistiana  dan Nindy Kurniati Binti Sholihah. Mereka berlima adalah mahasiswa dari program studi Keperawaran, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK).

Tim Gelis ini sudah melampaui tahap monitoring dan evaluasi (monev). Dan juga sudah ada contoh produk yang mereka buat. “Kita mendukung zero waste, memanfaatkan limbah tak terpakai sehingga bisa menghasilkan nilai jual yang tingggi,” ujar Ketua Tim, Yolanda.

Yolanda mengatakan ide pembuatan botol minum dari pelepah pisang ini karena melihat banyak pelepah pisanng yang menumpuk di kebun-kebun sekitar rumahnya. Sisa-sisa pohon pisang yang ditebang itu memang merusak pemandangan karena membusuk dan berbau.

Apalagi, banyak masyarakat yang menanam pohon pisang di pekarangan rumahnya. Sehingga sampah pelepahnya hanya menjadi masalah baru bagi lingkungan.

Dikatakan Yolanda, selama ini pohon pisang hanya dimanfaatkan buah dan daunnya. Sementara batangnya yang disebut pelepah banyak dibuang dan ditumpuk untuk dijadikan pupuk organik. Namun, terkadang masyarakat tidak mengolah pupuk tersebut dengan baik sehingga merusak pemandangan.

Dari data Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur pada 2019, luas lahan panen pisang seluas 20.284 hektar. “Bayangkan berapa banyak sampah pelepahnya,” tukasnya.

Padahal, diakui Yolanda, pelepah pisang bisa dimanfaatkan untuk kerajinan tangan yang bernilai jual tinggi. “Dari sana, kami berpikir untuk memanfaatkan pelepah pisang tersebut. Waktu pertama bingung mau dijadikan apa. Setelah berdiskusi kami sepakat untuk dijadikan botol minum,” jelas Yolanda.

Yolanda menjelaskan ide membuat gantungan botol minum itu karena saat ini membawa botol minum sudah menjadi gaya hidup masyarakat urban. Mereka tidak mau lagi membawa botol plastik sekali pakai karena akan menambah jumlah sampah plastik.

“Jadi supaya botolnya tidak ditenteng-tentang, yang bikin ribet, kita buat gantungannya yang bisa dicantolkan ke pundah, ke tas dan sebagainya,” tutur Yolanda.

Gantungan botol yang praktis di bawa ke manapun tanpa harus menenteng botol minum. DUTA/ist

Untuk pembuatannya, Yolanda mengaku mengeringkan pelepah pisang di terik matahari. Lalu, merangkainya hingga membentuk tali panjang. Setelah itu, dia dan tim membentuknya hingga bisa untuk dibuat kantong botol minum.

Produk ini diakui Yolanda baru pertama kali ada dan dibuat dari pelepah pisang. Dan tim Gelis ini optimis produk ini akan disukai masyarakat terutama kalangan milenial yang sudah mulai peduli akan lingkungan dan isu pemanasan global.

“Kita jual produk ini Rp 15 ribu perbiji. Dan kami yakin akan sangat disukai,” tukas Yolanda.

Produk ini akan terus disempurnakan. Bahkan, Yolanda dan tim akan membuat produk lainnya yang disukai masyarakat. Karenanya, tak mengherankan, jika tim Gelis ini menarget bisa lolos ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) tahun ini. end/ril

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry