: KHR Achmad Azaim Ibrahimy ketika memberikan sambutan pada Temu Inklusi Nasional ke-5 (Heru/Duta)

SITUBONDO | duta.co – Ketika memberikan sambutan pada kegiatan Temu Inklusi ke-5, Selasa, (1/8/23), KHR Achmad Azaim Ibrahimy, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejo, , minta kepada Satri Ma’had Aly untuk melahirkan Fiqih Difabel dari Ponpes Salafiyah Safi’iyah Sukorejo.

Selain itu, KHR Achmad Azaim Ibrahimy, berharap kedepan Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejo, Situbondo, ada kelas khusus untuk saudara-saudara Difabel dengan layanan yang standart bagi kaum Difabel. Walaupun saat ini Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejo, sedang berjuang keras untuk memunuhi standar minimal layanan bagi santri Difabel maupun santri umum.

“Saat ini kami sedang berjuang keras membuat ruang-ruang untuk istrirahat, asrama dan ruang kelas agar bisa memberikan layanan terbaik bagi santri dan santriwati yang ada di Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejo. Sebab, jumlah santri yang mondok di Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejo setiap tahunnya terus meningkat,” jelas KHR Achmad Azaim Ibrahimy.

Lebih lanjut, KHR Achmad Azaim Ibrahimy, dalam sambutannya menjelaskan, berbicara kelompok Difabel dan jauh sebelum ada deklarasi hak asasi manusia, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Sayidina Muhammad Bin Abdillah sejak 14 abad yang lalu telah memberikan teladan nyata sebagai perwujudan risalahnya, tugas suci, Rahmatan Lil Alamin dalam menegakan hak hak asasi manusia termasuk melindungi hak-hak Difabel.

“Dalam kontek ini setidaknya kami akan memberikan contoh bagaimana muamalah Nabi, interaksi dan sikap Nabi yang kuat kepada sahabat Difabel. Pertama perhatian Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam memberikan kesempatan dan posisi strategis kepada sahabat Abdullah Ibnu Hufi Mahdub salah seorang Difabel Netra untuk belajar mengetahui yang didengarnya. Dia, menggunakan pendengarannya sebagai pengganti penglihatannya. Apa yang didengarnya tidak pernah dilupakan lagi. Sehingga, dia mampu apa yang didengarkannya untuk diutrakannya kembali,” jelas KHR Achmad Azaim Ibrahimy dihadapan peserta Temu Inklusi ke-5 dan tamu undangan lainnya.

Atas kecerdasannya tersebut, sambung KHR Achmad Azaim Ibrahimy, Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mempercayai Abdullah Ibnu Hufi Mahdub menjadi muadzim atau juru adzan. Sang muadzim Difabel Netra tersebut mengetahui jadwal masuknya waktu salat dan kemudian waktu fajar merasakan secara fenomena alam.

“Selain itu, sahabat Abdullah Ibnu Hufi Mahdub mendapat kepercayaan sebagai pemimpin sementara di Madinah ketika Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabat ada misi diluar daerah,” terang KHR Achmad Azaim Ibrahimy mengkisahkan Difabel Netra yang mendapat posisi strategis dari Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Bukan hanya sahabat Abdullah saja yang mendapat posisi strategis dari Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Akan tetapi, sahabat nabi yang memiliki tubuh pendek atau dwarfisme dijadikan sahabat terdekat Nabi Muhammad. “Karena kedekatannya dengan Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, maka sahabat Abdullah Bin Mashud ini maka banyak meriwayatkan hadist-hadist penting yang merupakan sember informasi keagamaan dan juga ahli tafsir,” tutur KHR Achmad Azaim Ibrahimy.

Dari contoh-contoh diatas, kata KHR Achmad Azaim Ibrahimy, Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah mengubah kebiasan masyarakat Arab sebelumnya yang menempatkan kaum Difabel pada status sosial yang rendah. Tapi, Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah mengakat kaum Difabel pada posisi yang setera dengan manusia pada umumnya, sehingga suatu ketika Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta mu, akan tetapi Allah melihat hati dan amal perbuatan mu”.

Untuk diketahui, pembukaan kegiatan Temu Inklusi Nasional ke-5 yang berlangsung di Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejo, Situbondo ini dihadiri Prof. Dr. R. Nunung Nuryantoro, Deputi Bidang Koordinasi Bidang Kesejahteraan Sosial, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Bupati Situbondo Drs H Karna Suswandi dan tamu undangan lainnya. (Her)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry