PYONGYANG | duta.coHacker Korea Utara (Korut) mencuri ratusan dokumen rahasia militer Korea Selatan (Korsel). Data yang dicuri termasuk rencana operasional perang masa depan yang melibatkan sekutu AS.

Dilansir The Guardian, Selasa (10/10/2017), Rhee Cheol-hee, anggota parlemen Partai Demokrat mengatakan, para hacker tersebut masuk ke jaringan militer Korsel pada bulan September tahun lalu dan mendapatkan akses ke 235 gigabyte data rahasia.

Di antara dokumen yang bocor itu adalah Rencana Operasional 5015, yang akan digunakan dalam kasus perang dengan Korut, termasuk prosedur untuk serangan terhadap pemimpin Korut Kim Jong-un.

Laporan tersebut muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran konflik di Korea, yang didorong oleh ancaman Donald Trump untuk menggunakan tindakan militer terhadap Pyongyang.

Dalam tulisan di akun Twitter terakhirnya akhir pekan ini, Trump mengulangi bahwa usaha diplomatik dengan Korut telah gagal secara konsisten.

Seorang juru bicara Pentagon, Col Rob Manning mengatakan, dia mengetahui laporan tersebut, tetapi menolak untuk mengkonfirmasi atau menolak aspek apapun dari hal tersebut.

“Saya dapat meyakinkan Anda bahwa kami yakin dengan keamanan rencana operasi kami dan kemampuan kami untuk menghadapi ancaman dari Korea Utara,” kata Manning kepada wartawan Pentagon.

Mengutip Kementerian Pertahanan Seoul, Rhee mengatakan, 80 persen dokumen yang bocor belum diidentifikasi. Seorang juru bicara kementerian menolak untuk mengkonfirmasi laporan tersebut, dengan alasan masalah intelijen.

Pada Mei, kementerian tersebut mengatakan, Korut telah melakukan peretasan ke intranet militer Korsel, namun ia tidak mengatakan data apa yang telah bocor.

Menurut pemerintah Korea Selatan, Pyongyang memiliki 6.800 unit kuat spesialis cyberwarfare yang terlatih. Mereka telah dituduh meluncurkan serangan siber tingkat tinggi, termasuk meretas data tahun 2014 dari Sony Pictures. (net)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry