Siska Nurul Abidah – Dosen Kebidanan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan

MENSTRUASI merupakan perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Menstruasi biasanya datang dengan siklus yang bervariatif dari 18-42 hari.

Pada saat menstruasi, banyak perempuan yang mengeluhkan adanya rasa tidak nyaman atau rasa nyeri yang hebat dan hal ini biasa disebut dismenore.

Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu menstruasi yang dapat menganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri di daerah perut maupun pinggul. Remaja yang mengalami dismenore akan terpengaruh aktivitas akademis, sosial dan olaraga.

Terapi untuk mengurangi nyeri menstruasi dalam dunia medis dikenal dengan dua terapi yaitu terapi farmakologi dan terapi non-farmakologi. Terapi farmakologi meliputi pemberian obat jenis analgesik dan anti inflamasi golongan non-steroid seperti ibuprofen, naproksen, asam mefenamat dan aspirin banyak digunakan sebagai terapi awal untuk nyeri menstruasi.

Telah diteliti bahwa sebesar 30-70% remaja perempuan mengobati nyeri menstruasinya dengan obat anti nyeri yang dijual bebas. Efek samping dari obat-obatan tersebut jika digunakan secara bebas dan berulang tanpa pengawasan dokter dapat menimbulkan resiko yang membahayakan tubuh, seperti terjadi gangguan gastrointestinal seperti nausea, dispepsia, dan muntah-muntah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Gokul, dkk tahun 2013 efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan farmakologi yaitu mual, nyeri perut, sakit kepala dan pusing.

Sebagai alternatif, dilakukan berbagai penelitian untuk menemukan terapi pengganti ataupun terapi pelengkap yang lebih aman jika dibandingkan terapi dengan NSAID, seperti terapi nonfarmakologi meliputi ramuan herbal, vitamin dan suplemen, massage, teknik distraksi, teknik relaksasi, teknik guide imagery,  pemanasan dan Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS).

Tanaman obat pada masa kini semakin diminati dan diterima secara luas di hampir seluruh negara di dunia, obat herbal diolah dari bahan tanaman atau bagian tanaman yang memiliki khasiat kesehatan. Obat herbal saat ini digunakan di rumah sakit dan klinik di Asia Timur, Korea, Cina, Taiwan, dan Jepang sebagai pengobatan dismenore primer.

Salah satu jenis tanaman obat yang sering digunakan yaitu pepaya (carica papaya l.). Bagian dari pohon pepaya terdiri dari buah, daun, biji dan akar. Daun pepaya mengandung berbagai senyawa seperti alkaloid, saponin, steroid, flavonoid, enzim papain, tanin, Terpenoid dan glikosida.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Flavonoid dan enzim papain memiliki aktivitas antiinflamasi merupakan senyawa yang terkandung dalam daun pepaya yang dapat melindungi membran lipid dari kerusakan dan menghambat enzim cyclooxygenase I yang merupakan jalur pertama sintesis mediator nyeri seperti prostaglandin yang berdampak terhadap penurunan intensitas nyeri menstruasi.

Ekstrak daun pepaya (carica papaya l.) dapat digunakan sebagai terapi alternatif non farmokologi yang diproses secara alami tanpa melibatkan bahan kimia sehingga dapat mengurangi keluhan nyeri menstruasi yang mempunyai khasiat yang sama dengan asam mefenamat namun efek samping yang ditimbulkan relatif lebih kecil sehingga lebih aman digunakan jangka panjang serta memiliki harga relatif terjangkau dibandingkan obat kimia. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry