La Nyalla, Keterangan detik.com

SURABAYA | duta.co – Rakyat Jawa Timur perlu memperhatikan siapa tokoh yang layak membawa aspirasi warga Jatim di lembaga DPD RI (Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia). Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Jawa Timur telah merilis hasil pengawasan penyerahan dokumen syarat dukungan calon perseorangan peserta pemilihan umum anggota DPD atau Senator Provinsi Jawa Timur tahun 2018.

Ada 34 orang calon anggota DPD asal Jatim yang telah mendaftar dan dinyatakan oleh KPU Jatim memenuhi syarat dukungan minimal, Bawaslu Jatim mencatat 30 orang diantaranya merupakan berjenis kelamin laki-laki dan 4 orang perempuan.

“Unsur keterwakilan perempuan belum maksimal. Kami tidak bisa apa-apa, itulah realitasnya,” begitu Aang Khunaifi komisioner Bawaslu Jatim saat dikonfirmasi Minggu (29/4/2018).

Kurangnya greget DPD ini, diakui hampir seluruh daerah di Indonesia. Apalagi keberadaan DPD selama ini dianggap wujuduhu kaadimihi (adanya seperti tidak ada). Istilah Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo, kinerja DPD kurang optimal. Selama ini lembaga tersebut hanya berfungsi untuk memenuhi konstitusi.

Padahal, DPD juga memiliki posisi strategis, mitra pemerintah. Di DPD itu duduk wakil-wakil rakyat yang dipilih langsung oleh rakyat. DPD bisa memperjuangkan aspirasi daerah. DPD bisa menjadi jembatan penghubung antara pusat dan daerah, mensinkronkan sehingga pembangunan bisa lebih baik. Di sini diperlukan anggota DPD yang memiliki daya gebrak, pemberani demi rakyat.

Diharapkan anggota DPD Jatim bisa mengubah tradisi buruk itu. Kemampuan dan keseriusan menjadi taruhan. Dalam catatan KPU Jatim, dilihat dari jumlah dukungan masyarakat yang telah diserahkan para calon anggota DPD Jatim, maka, peringat pertama ditempati oleh La Nyalla Mahmud Mattalitti dengan dukungan sebanyak 19.720 KTP.

Disusul A Agus Patminto diperingkat kedua dengan 10.488 KTP, ketiga Achmad Nurul Ilmi dengan 9.720 KTP, keempat H Suhandoyo, SP.IR dengan 9.500 KTP dan Hj Emilia Contessa dengan 9.385 KTP.

Sosok La Nyalla sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Jawa Timur. Di samping sebagai pengusaha sekaligus Ketua Kadin Jawa Timur, tokoh Pemuda Pancasila ini sudah melang melintang sebagai bakal calon Gubernur Jatim dari pesantren ke pesantren.

Jabatan, bagi La Nyalla, bukanlah cita-cita. “Menjadi gubernur bukan cita-cita. Itu ikhtiar saya untuk semakin memperluas ladang amal. Saya melihat kekuasaan itu hanya alat semata. Jabatan hanya sarana untuk memperluas kebaikan yang bisa kita sebarkan. Itu saja,” tegas La Nyalla suatu ketika.

Dari para pemberani inilah, diharapkan kinerja DPD RI ke depan semakin nyata, benar-benar menjadi jembatan penghubung antara aspirasi rakyat dengan kebijakan pusat. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry