SURABAYA | duta.co – Gempuran pemegang Surat Ijo Kota Surabaya, terhadap janji-janji Walikota Tri Rismaharini, tak pernah henti. Setiap pekan mereka turun jalan. Senin (9/3/2020) hari ini, gelombang demo rutin itu, kian membesar, semakin terkonsolidasi. Mereka geruduk Kantor Pemkot Surabaya.

“Janji Walikota Risma, mengubah Surat Ijo menjadi STHM, bukan sekali dua kali, berkali-kali. Kami capek menjadi ‘kayu bakar’ politik. Hari ini, kami-kami sudah bertekad bulat, gerakan ini akan bergulir bagaikan bola salju,” demikian disampaikan Ning Yatik, yang tak pernah capek turun aksi, sebagai salah satu korban kebijakan Surat Ijo, kepada duta.co.

Harga Mati

Menurut Ning Yatik, kesadaran (sejati) warga, arek-arek Suroboyo terus tumbuh. Dan, kini, mereka tidak mau lagi terbeli dengan janji-janji gombal. “Selama ini, setiap mendekati Pilwali, warga Surat Ijo selalu dikadali. Kali ini, tidak. Kami akan terus gempur sampai diubah kebijakan yang menyengsarakan rakyat,” tegasnya.

Masih menurut Sekretaris Dewan Warga Kota Surabaya ini, tak ada kata mundur. Pergerakan korban ‘Surat ijo’ semakin solid.  “Kalau dulu mereka bisa dipecah-belah, dimanfaatkan Pilwali, tidak memiliki pola yang sama dalam gerakan, kini, kondisinya berbeda. Hari ini, kesadaran bersama tumbuh alami. Memperjuangkan hak adalah ibadah,” tegasnya.

Bunyi spanduk demo pun, semakin keras. “STHM HARGA MATI. Lebih Baik Dipenjara Bela Warga Surat Ijo dari pada Masuk Neraka Dholimi Warga’. ‘Pemkot Surabaya BEGAL Rek!!!’, ‘Lepaskan Surat Ijo Gratis atau Kami Demo Tiap Minggu’. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry