Tampak anak-anak memunguti kayu dari sisa kapal pengangkut Rohingya yang dihancurkan Bangladesh, Rabu (4/10) . (REUTERS/Damir Sagolj)

DHAKA | duta.co – Sekitar 20 kapal pengangkut Muslim Rohingya dihancurkan pihak Bangladesh. Kapal-kapal itu dituduh telah memanfaatkan eksodus besar untuk membawa methamphetamine (jenis narkoba) ke negara tersebut.

Pengungsi Rohingya mengatakan, penjaga Bangladesh di perbatasan juga memukul dan menahan penumpang dan awak kapal saat mereka mendarat di Shah Porir Dwip, di ujung selatan Bangladesh pada Selasa malam. Kemudian kapal-kapal tersebut dihancurkan.

Komandan lokal Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB), Letnan Kolonel Ariful Islam, membantah adanya pemukulan terhadap Muslim Rohingya. Dia mengatakan, hal itu merupakan tindakan keras terhadap perdagangan manusia dan penyelundupan methamphetamine, sebuah obat yang dikenal secara lokal sebagai Ya Ba.

“Perahu mencoba membawa penumpang yang tidak seharusnya,” katanya kepada Reuters, Kamis (5/10/2017).

Dia menuduh penyelenggara perjalanan kapal mengeksploitasi orang-orang Rohingya yang miskin dengan membebankan biaya untuk perjalanan ke Bangladesh. Beberapa penumpang mengatakan kepada Reuters, mereka telah membayar 123 dolar AS untuk perjalanan tersebut, walaupun yang lain mengatakan mereka melakukan perjalanan secara gratis.

Terkait adanya penyelundupan narkoba, empat penumpang mengatakan, mereka tidak melihat obat-obatan terlarang itu. Namun, letnan Kolonel Islam mengatakan, penjaga perbatasan telah menemukan sejumlah besar obat-obatan terlarang di perairan pada Selasa malam.

“Mungkin si pembawa kapal telah menjatuhkannya sebelum turun,” katanya.

Sementara, Ibrahim Holil, warga desa Maungdaw Moknibara di Negara Bagian Rakhine, Myanmar mengungkapkan bagaimana dia dipukul dengan tongkat oleh penjaga perbatasan saat dia membantu kerabatnya turun dari kapal.

“Tidak ada apa-apa di kapal ini. Hanya barang-barang kami, ” katanya di sebuah pusat pengolahan yang padat di dekat Teknaf.

Farous Ahmad (65) mengatakan, kedua putranya – Sura Ahammed dan Dildar Ahammed – ditangkap segera setelah mereka mendarat. Dia mengaku telah bekerja sebagai kru dalam perjalanan karena tidak punya uang untuk membayar ongkosnya.

Letnan Kolonel Islam menolak tuduhan-tuduhan tersebut. Seorang nelayan setempat, Robi Alam, mengatakan, BGB telah memberi uang kepada masyarakat setempat untuk menghancurkan kapal-kapal pengantar Muslim Rohingya itu. (net)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry