FESTIVAL TELO: Ribuan peserta dan masyarakat menyaksikan festival telo yang digelar guna membangkitkan generasi Golan alias telo. (duta.co/siti noer aini)

PONOROGO | duta.co– Hujan deras di tengah prosesi Festival Desa Golan, Ahad (25/3) kemarin,  tidak menyurutkan peserta . Terbukti barisan mengular yang mengenakan pakaian tradisional dan barisan pembawa beberapa pikulan gethuk dan sejenisnya, terus berjalan hingga garis finish. Festival Golan, merupakan inisitaif warga membangkitkan dari keterpurukan.

Sebab generasi “Telo” ( sebutan warga Golan atas diri mereka) selama ini identik dengan kaum abangan, yang gemar berjudi dan tindak kriminal lainnya. Untuk menghilangkan cap negatif ini, maka digelarlan Festival Golan atau Festival Gethuk , dengan mendatangkan ribuan orang.

Promosi gratis melalui medos ternyata manjur. Tak kurangdari 5 ribu orang yang datang dari berbagai penjuru Ponorogo bahkandari luar kota, berdatangan. Selain menyaksikan ferstival yang tak kalah menarik adalah makan gethuk gratis.

“ Untuk angkat potensi Golandari negatif ke positif. Golan dulu kan terkenaldengan judinya. Makanya kita mengangkat nama Golan, bahwa Golan tidak seperti itu,” kata Mohammad Gilang, Ketua Panitia Festival Golan.

Diakui Gilang, acara itu diinisiasi oleh BumDes Golan. Lalu hal itu dibicarakan dengan sejumah warga termasuk didalamnya adalah karang taruna yang dipimpin oleh Gilang. Gayung pun bersambut, Bumdes membiayai seluruh hajat festival berlokasi di tengah sawah desa Golan, Kecamtan Sukorejo, Ponorogo itu. Melibatkan orang-orang berpengalaman yang pernah menggselar festival serupa di desa lainnya, maka festival yang berlangsung sejak jam 13.00 -15.00 dengan dana  Rp 30 juta itu sukses digelar.

Desa Golan yangselama ini dikenalsebagai penghasil gethuk, makanan tradisionil  yang terbuatdari bahan dasar ketela/ ubi kayu ( telo). Sehingga dengan Gethuk pula Golan dibangkitkan. Apalagi di desa yang cikal bakalnya  dibangun oleh Ki Onggolono ( terkait sejarah berdirinya Kabupaten Ponorogo) , hampir seluruh penduduknya pandai membuat gethuk.

Penganan aneka olahan selain gethuk juga diproduksi seperti gathot, ongol-ongol, utri dan lainnya. Dan produksi gethuk ini dimnulai sejak ratusan tahun lalu oleh para sesepuh Golan. Namun anehnya , kendati bahandasar pembuatan gethukadalah telo, namun desa tersebut tidak memiliki tanaman telosamasekali.

“ Karena Golan ini sangat sempit wilayahnya, disebelah timur danselatan itu sudah Desa Carat, Kauman. Golan hanya kecilsekali wilayahnya. Dan lahan yang ada sudah ditanami padi. Ketela biasanya kita datangkan dari luar desa seprti Pulung, Ngebel dan juga Kabupaten Magetan,” terang Marsono, ketua BumDes yangsekaligus juga pemilik kedai gethuk di Desa Golan.

Menurut Marsono, warganya menamakandiri mereka adalah generasi telo. Karena dari telo  mereka masih eksis hingg saat ini.

“Dengan telo pula mampu mengangkatcitra desa Golan yang dulu terkesan buruk. Selain itudengan telo Golan dikenal sebagai kota gethul. Dengan telo pula mbah-mbah kami hidup di Golan,” terang Marsono, yang sore kemarin mempraktekkan membuat gethuk dengan menumbuk telo yang sudah dikukus dan diberi gula merah, dengan menggunakan lesung dan alu. Bahkan masyarakat yang menonton pun diajak untuk mempraktekannya ikut menumbuk.

Dari 1.900 jiwa warga Golan, 80 persennya diakui bisa membuat gethuk. Hanya saja saat ini yang eksis memproduksi gethuk atau berjualan hanya 10 orang saja. Mereka tersebar di berbagai tempat baik di Golan sendiri atau pasar-pasar.Festival itu menurut Kepala Desa Golan, Sujahri,  juga untuk mengangkat BumDes dan juga UKM-UKM yang ada mulai gethuk, tempe, pengrajin reyog dan lainnya.

“ Yang eksis jual gethuk 10 orang, setiap hari mereka berjualan gethuk mulai di pasar-pasar maupun di kios-kios dalam kota Ponorogo. Harapannya festival semacam ini akan kami gelar lagi tahun berikutnya dengan harapan UKM-UKM yang ada akan bangkit. Karena fetsival ini banyak dikunjungi orang ,otomatis akan mengangkat perekonomian warga,”ujar Kades Golan 2 periode itu. (sna)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry