Kerjasama antara BKKBN Jatim dengan FKM Unair yang diwakili Kepala Perwakilan BKKKBN Jatim, Teguh Sunaryo dengan Dekan FKM Unair, Santi Martini. DUTA/ist
SURABAYA | duta.co –  Angka stunting du Provinsi Jawa Timur masih tinggi. Jatim tercatat menyumbang angka stunting sebesar 27 persen di Indonesia.
Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur memiliki target untuk menurunkan angka stunting pada  2024 sebesar 10 persen. Untuk itu,  BKKBN Jawa Timur berkolaborasi dengan berbagai mitra, salah satunya Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair).
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Sukaryo Teguh Santoso mengatakan visi dari BKKBN adalah mewujudkan masyarakat tumbuh seimbang dengan tagline baru dua anak lebih sehat (dahsat).
Total Fertility Rate (TRF) Jawa Timur saat ini adalah 2,1 sedangkan nasional 2,4. Pada tahun 2024, TFR Jawa Timur ditargetkan di angka 1,8. Sementara unmetneed yang masih tinggi yaitu diatas 10 persen sedangkan target di tahun 2024 adalah 7,5 persen.
“Di masa pandemi ini, drop out KB naik sangat drastis. Data September 2020, di Jatim dropvoutKB mencapai 11.93 persen dan angka kehamilan semakin meningkat,” kata Teguh dalam sambutannya pada acara Penandatanganan MoU Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur di Aula Sumarto Gedung FKM Universitas Airlangga, Kamis (5/11/2020).
Teguh menambahkan hamil memang hak setiap wanita namun yang menjadi perhatian apakah ini kehamilan yang direncanakan dan diinginkan atau jangan-jangan kehamilan yang tidak diinginkan. Bila angka kehamilan yang tidak diinginkan tinggi ini sangat berpotensi terjadinya stunting.
“Padahal, Program Prioritas Nasional yang memiliki empat program priotitas, salah satunya adalah penanggulangan stunting,” tegasnya.
Untuk menyukseskan Program Prioritas Nasional tersebut, sambung Teguh pihaknya melakukan kolaborasi dengan berbagai Perguruan Tinggi baik Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta yang ada di Jawa Timur.
Di tempat yang sama, Dekan FKM Unair, Santi Martini mengungkapkan kerjasama kedua belah pihak mulai dari karyawan BKKBN yang menjadi dosen tamu, PKL Mahasiswa di Kantor BKKBN, KKN tematik di Kampung KB yang baru adalah penelitian dengan menggunakan data sekunder dari BKKBN serta publishing jurnal.
“Three Dharma Bhakti Perguruan Tinggi adalah Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyrakat. Untuk Pendidikan dan Penelitian sudah dilakukan maka saya harapkan Kerjasama kedepan lebih mengarah ke Pengabdian Masyarakat,” kata Santi.
FKM UNAIR, jelas Santi akan siap membantu apa yang dibutuhkan oleh BKKBN, misalkan tentang validitas data stunting yang dibutuhkan oleh BKKBN, FKM UNAIR bersedia membantunya. Salah satu caranya dengan membentuk surveillance stunting.
Masih menurut Santi, saat ini kerjasama yang sedang digalakkan oleh pemerintah adalah Pentahelix yaitu akademisi, bisnis, komunitas, pemerintahan, dan media untuk mencapai peningkatan dan percepatan pembangunan dalam hal ini penanggulangan stunting.
Sementara itu Kepala Pusat Penelitian dan Kependudukan BKKBN, Indra Murty Surbakti mengatakan BKKBN memiliki data yaitu SKAP dan SDKI yang bisa digunakan oleh akademisi untuk melakukan penelitian khususnya penelitian terkait kependudukan dan keluarga berencana.
“Kami berharap BKKBN dengan akademisi ini saling melengkapi khususnya untuk penelitian dengan isu Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana,” jelasnya.
Indra juga menambahkan pihaknya juga tengah Menyusun dan mengirim beberapa proposal tentang stunting ke Lembaga Riset Nasional dan berbagai Lembaga Riset Internasional. Sebab, masalah stunting menjadi pekerjaan rumah yang harus mendapatkan perhatian lebih dari berbagai pihak agar jumlah stunting di Indonesia bisa ditekan. ril/end
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry