Ulliyatul Laili, SST., M.Keb – Dosen Keperawatan dan Kebidanan

MASA remaja rentan adanya perubahan fisik serta perubahan komposisi tubuh yang mengakibatkan peningkatan dalam kebutuhan zat gizi.

Banyaknya kegiatan setiap harinya serta kegiatan fisik yang dilakukan akan mempengaruhi pola makan pada remaja. Tidak hanya itu, tetapi juga bagaimana memilih komposisi dan jenis makanan yang dikonsumsi, juga akan dapat berpengaruh terhadap persoalan gizi yang dialami oleh remaja.

Khususnya masa reproduksi remaja putri yang sedang dalam masa pertumbuhan dibutuhkan sekali asupan zat gizi yang lebih banyak, seperti zat besi, kalsium, vitamin A, vitamin B6, vitamin D, zink, asam folat, iodium, magnesium.

Asupan zat-zat gizi yang seimbang dan sesuai akan membantu remaja mencapai pertumbuhan serta perkembangan yang optimal. Akan tetapi, tidak terpenuhinya nutrisi tersebut maka akan berdampak terhadap kejadian anemia.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Fenomena anemia juga dapat ditimbulkan oleh asupan makanan yang keliru, tidak teratur dan tidak seimbang dengan kecukupan sumber gizi yang diperlukan setiap hari.

Banyaknya jenis makanan dan jajanan siap saji saat ini yang kurang memperhatikan nilai gizi pada produknya. Berdasarkan data pada Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menyatakan bahwa prevalensi kejadian anemia pada remaja putri usia 10 – 18 tahun sebesar 57,1% dan usia 19-45 tahun sebesar 39,5%. Sedangkan Cakupan pemberian TTD pada remaja putri di Indonesia pada tahun 2021 adalah 31,3%.

Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia pada remaja putri yaitu meningkatnya kebutuhan zat besi, kurangnya asupan zat besi, kehamilan pada usia remaja, penyakit infeksi dan parasit, sosial ekonomi, status gizi, pengetahuan, dan pola makan.

Pola makan merupakan cara untuk mengetahui jumlah jenis makanan yang di konsumsi, sehingga dapat meningkatkan kesehatan, psikologi, serta dapat mencengah dan mengobati suatu penyakit.

Apabila pola makan yang baik sehat mempresentasikan pencapaian gizi yang optimal. Sebaliknya pola makan yang salah, tidak teratur, dan tidak seimbang dapat mempengaruhi kesehatan tubuh yang kurang optimal, sehingga mengakibatkan kurang gizi pada remaja dan kadar Hb rendah.

Upaya untuk mencegah anemia dapat dilakukan dengan mongkonsumsi makanan sumber zat besi atau zinc bisa diperoleh dari sumber hewani seperti daging, ikan laut dan sumber nabati seperti kacang-kacangan.

Adapun suplementasi besi atau zinc pada remaja putri diharapkan akan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan pada remaja putri.

Sesuai dengan surat edaran Direktorat jenderal Kesehatan Masyarakat tentang pemberian tablet tambah darah pada remaja putri dan Wanita usia subur.

Pemberian tablet tambah darah pada remaja putri diberikan melalui UKS/M di Institusi Pendidikan (SMP dan SMA atau yang sederajat) dengan menentukan hari minum Tablet Tambah Darat (TTD) bersama dosis yang diberikan adalah satu tablet setiap minggu selama sepanjang tahun. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry