Ketua PPT PAP Situbondo baju putih didampingi advokad PPT PAP bersama korban. (FT/HERU)

SITUBONDO | duta.co – Sedikitnya ada 8 murid SDN kelas I dan II di Desa Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo menjadi korban tindakan asusila yang dilakukan guru honorer bernama Jumadi, Rabu (07/02/2018).

Tak terima anaknya menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oknum guru honorer bermental bejat tersebut, delapan wali murid melaporkan peristiwa yang melanda anaknya ke Pusat Perlindungan Anak Polres Situbondo dan Pusat Pelayanan Terpada Perlindungan Anak dan Perempuan (PPT PAP) Kabupaten Situbondo.

Guru honorer yang mengajar Bahasa Daerah itu berbuat tak senonoh terhadap muridnya dengan cara memegang dan memasukan jarinya ke alat vital muridnya tersebut.

“Kami melaporkan peristiwa ini ke PPA Polres Situbondo dan PPT PAP Situbondo untuk mencari keadilan agar perbuatan guru bermoral bejat tersebut mendapat hukuman yang setimpal,” jelas salah satu wali murid saat mengadukan peristiwa yang terjadi kepeda anaknya di PPT PAP Situbondo.

Sebelum melaporkan perbuatan bejat yang dilakukan guru honorer tersebut, terlebih dahulu wali murid yang anaknya menjadi korban dugaan pelecehan seksual melaporkan peristiwanya ke Plt Kasek SDN tersebut. Tak puas dengan laporannya ke Plt Kasek, kemudian 8 wali murid tersebut melaporkan ke PPA Polres dan PPT PAP Situbondo.

Sementara itu, menanggapi laporan 8 wali murid tersebut, Ketua PPT PAP Situbondo dr. Imam Haryono mengatakan, langkah awal yang dilakukan PPT PAP Situbondo melakukan mendekatan phisilogi anak agar anak tidak trauma dengan kejadiannya.

“Kita juga akan melakukan pendampingan advokasi terhadap korban hingga tuntas,” jelas dr. Imam Haryono.

Lebih lanjut, Ketua PPT PAP Situbondo mengatakan, bukan persoalan yang menudah untuk mendekati peristiwa terhadap anak, tapi butuh tenaga-tenaga trampil untuk menguak apa yang terjadi pada dirinya.

“Saat kita tanyakan ada beberapa anak yang mengaku secara polos bahwa organ vital telah di masuk jari oleh pelaku. Namun demikian, kita akan melakukan visum agar diketahui secara pasti apakah ada organ vital yang luka atau tidak seperti yang disampaikan beberapa anak tersebut,” tuturnya.

Tak hanya itu saja yang disampaikan dr. Imam Haryono, namun dia juga akan memberikan pelayanan terbaik bagi korban yang membutuhkan perlindungan di lembaga PPT PAP Situbondo.

“Kita juga akan membuat mereka nyaman selama ada di ruang shelter dan kita juga sudah melakukan koordinasi dengan pihak sekolah serta divisi hukum PPT PAP juga akan mendampingi para korban hingga ke ranah hukum ketika hasil visum tersebut menunjukan adanya luka-luka di alat vital para korban tersebut,” pungkasnya. (her)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry