WISUDAONLINE : Rektor Unusa Prof Achmad Jazidie memberikan penghargaan kepada wisudawan terbaik. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Di tengah pandemi Covid-19, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) tetap menggelar prosesi wisuda 2020 namun secara virtual, Sabtu (31/10/2020).

Secara offline wisuda ini diikuti perwakilan lulusan terbaik dari masing-masing program studi (prodi).

Wisuda yang tidak biasa ini diikuti 855 mahasiswa,  di mana 609 adalah lulusan program studi kesehatan termasuk 42 mahasiswa dari S1 prodi Pendidikan Dokter.

Ke-42 mahasiswa prodi Pendidikan Dokter itu baru lulus untuk program studi S1-nya sementara untuk pendidikan profesi masih tertunda karena pandemi. Seorang mahasiswa Pendidikan Dokter belum bisa dinyatakan lulus jika belum menempuh Pendidikan Profesi Dokter. Sehingga mahasiswa FK di manapun masa studinya jauh lebih panjang dibanding prodi yang lain.

“Insya Alloh Maret 2021 Unusa sudah bisa meluluskan profesi dokter. Kalau tidak ada pandemi kita sudah meluluskan profesi dokter,” ujar Dekan FK Unusa, dr Handayani.

Sebuah kebanggaan bagi Unusa bisa meluluskan mahasiswa dari FK. Karena tidak mudah bagi kampus swasta untuk bisa memiliki Fakultas Kedokteran dengan program studi Pendidikan Dokter dan Profesi Dokter. Karena kampus tersebut harus memiliki rumah sakit pendidikan. Dan Unusa sudah memiliki dua rumah sakit yakni RS Islam Surabaya Jemursari yang sudah menjadi rumah sakit pendidikan dan RS Islam Surabaya Ahmad Yani yang dalam waktu dekat juga akan menjadi rumah sakit pendidikan.

Dari 855 lulusan lainnya selain 42 dari S1 Pendidikan Dokter, terdiri dari 138 lulusan Profesi Ners, 56 Diploma III Keperawatan,  53 Diploma III Kebidanan, 52 DIV Analis Kesehatan, 176 dari S1 Keperawatan, 38 Lulusan  S1 Kesehatan Masyarakat, 43 dari  S1 Gizi, 21 dari S1 Akuntansi, 26 S1 Manajemen, 19 dari S1 Sistem Informasi, 57 S1 PGSD, 12 S1 Pendidikan Bahasa Inggris  dan 111 S1 PG PAUD serta 11 dari  Program Magister Keperawatan Terapan.

Rektor Unusa, Prof  Achmad Jazidie mengatakan pendidikan memiliki tujuan primer dan sekunder.

Nilai primer yakni peningkatan (tarbiyah) nilai kesucian manusia dalam fitrahnya yang dianugerahkan Allah SWT.

Melalui pendidikan ini diharapkan menjadi pribadi yang semakin dekat (taqorrub) kepada Sang Pencipta, Allah SWT. Serta menjadi pribadi-pribadi yang berakhlaq mulia, berbudi pekerti luhur.

Sementara tujuan sekunder  yaitu  sebagai investasi modal manusia (Human Capital investment) dengan dua macam dampak positif. Pertama, ialah dampak peningkatan kemampuan kerja dengan keahlian dengan keahlian atau kompetensi dan profesionalisme.

“Saudara-saudara diharapkan orang-orang yang ahli atau kompeten dan professional di bidang-bidang sesuai dengan pilihan saudara, seperti teknologi, kesehatan, manajemen, keguruan, dan sebagainya,” ungkapnya.

Jazidie menambahkan, dampak kedua dari tujuan sekunder pendidikan adalah meningkatnya kemampuan untuk berpikir dan bertindak rasional, untuk menyerap informasi dalam jumlah yang besar.

“Dengan kata lain, pendidikan akan membuat saudara menjadi orang-orang yang rasional, logis, sistematis dan luas cakrawala berpikirnya serta mendalam wawasannya, terlepas dari apapun disiplin ilmu yang saudara pilih. Saudara-saudara diharapkan menjadi orang dengan kemampuan berpikir orde tinggi (higher order thinking),” jelasnya. ril/hms

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry