Yati Isnaini Safitri – Dosen Kebidanan, Fakultass Keperawatan dan Kebidanan

NYERI haid atau dismenore adalah keluhan ginekologis yang sering terjadi pada wanita. Dismenore adalah nyeri haid yang dirasakan di bagian perut bagian bawah dan menjalar sampai ke panggul yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Dismenore sangat berdampak pada remaja putri, hal ini menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari. Remaja yang mengalami dismenore pada saat menstruasi membatasi aktivitas harian mereka khususnya aktivitas belajar, prinsip atau azas yang sangat penting di dalam interaksi belajar yang bukan hanya melibatkan aktivitas fisik tetapi juga mental.

Empat puluh hingga tujuh puluh persen wanita pada masa reproduksi mengalami nyeri haid dan sebesar 10 persen mengalaminya hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Sekitar 70-90% kasus nyeri haid terjadi saat usia remaja dan remaja yang mengalami nyeri haid akan terpengaruh aktivitas akademisnya, sosial, dan olahraga.

Dismenore dapat dibagi menjadi 2 yaitu nyeri haid primer dan nyeri haid sekunder. Dismenore primer didefinisikan sebagai nyeri kram yang berulang yang terjadi saat menstruasi tanpa ada kelainan patologik pada pelvis. Dismenore sekunder adalah nyeri saat haid yang didasari oleh adanya kelainan patologik pada pelvis, contohnya endometriosis. Dismenore primer mulai saat usia remaja, saat dimana siklus ovulasi mulai teratur.

Penyebab dismenore primer sampai saat ini masih belum jelas, tetapi beberapa teori menyebutkan bahwa kontraksi miometrium akan menyebabkan iskemia pada uterus sehingga menyebabkan rasa nyeri. Kontraksi miometrium tersebut disebabkan oleh sintesis prostaglandin.

Prostaglandin disebut dapat mengurangi atau menghambat sementara suplai darah ke uterus yang menyebabkan uterus mengalami kekurangan oksigen sehingga menyebabkan kontraksi miometrium dan terasa nyeri. Gejala dari nyeri haid primer berupa rasa nyeri di perut bagian bawah, menjalar ke daerah pinggang dan paha. Kadang-kadang disertai mual, muntah, diare, sakit kepala dan emosi yang labil. Nyeri timbul sebelum haid dan berangsur hilang setelah darah haid keluar.

Dismenore primer hampir selalu terjadi saat siklus ovulasi (ovulatory cycles) dan biasanya muncul dalam 6-12 bulan setelah menarche (haid pertama). Pada dismenorea primer klasik, nyeri dimulai bersamaan dengan onset haid (atau hanya sesaat sebelum haid) dan bertahan/menetap selama 1-2 hari. Nyeri dideskripsikan sebagai spasmodik pada perut bagian bawah yang menyebar ke bagian belakang (punggung) atau anterior dan/atau medial paha.

Dismenore sekunder berhubungan dengan kelainan yang jelas, kelainan anatomis ini kemungkinan adalah haid disertai infeksi, endometriosis, mioma uteri, polip endometrial, stenosis serviks, IUD juga dapat merupakan penyebab dismenore ini.

Cara mengurangi dismenore dapat dilakukan dengan dua cara yaitu farmakologi dan non farmakologi. Cara farmakologi dengan minum obat-obatan dan cara non farmakologi dapat dilakukan dengan komplementer terapi/alternatif terapi. Komplementer terapi/alternatif terapi, semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat.

Terapi komplementer/alternatif didasarkan pada holistik filosofi dan interaksi antara tubuh, pikiran dan semangat dipercaya bahwa kombinasi dari semua komponen tersebut berpengaruh pada proses reproduksi termasuk sebagi salah satu upaya menagani keluhan dismenore primer.

Terapi nonfarmakologi dengan kompres hangat adalah terapi komplementer yang sederhana bagi remaja putri yang mengalami dismenore. Kompres hangat dapat dilakukan sendiri oleh remaja putri di rumah sebagai alternatif mengurangi nyeri akibat dismenore. Selain itu, penggunaan obat-obatan akan menimbulkan ketergantungan terhadap efek penghilang nyeri dan menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.

Kompres hangat akan memberikan efek bagi rahim dari konduksi kalor, yakni, melunakkan ketegangan otot dinding rahim akibat kontraksi disritmik tadi dan melebarkan pembuluh darah yang menyempit atau vasodilatasi pembuluh darah sehingga oksigen akan mudah bersirkulasi. Dengan demikian darah menstruasi akan mudah keluar di ikuti penurunan kadar konsentrasi prostaglandin, sehingga nyeri haid akan berkurang.

Cara alternatif yang lain yaitu pengggunaan aromaterapi. Aromaterapi adalah suatu pengobatan alternatif yang menggunakan bau-bauan atau wangi-wangian yang berasal dari senyawa-senyawa aromatik. Respon bau yang dihasilkan dari aromaterapi akan merangsang kerja sel neurokimia otak.

Karena itu, bau yang menyenangkan akan menstimulasi thalamus untuk mengeluarkan enfekalin yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami dan menghasilkan perasaan tenang. Contohnya aromaterapi lavender mempunyai manfaat untuk meringankan nyeri otot dan sakit kepala, menurunkan ketegangan, stress, membangkitkan kesehatan, kejang otot, serta digunakan untuk imunitas.

Di masa pandemi seperti ini, belajar jarak jauh secara online yang harus di jalani para remaja bukan hal mudah, meskipun sudah berlangsung berbulan-bulan.

Banyak orang yang merasa proses belajar dari rumah tidak efektif, ditambah orang tua maupun remaja rentan mengalami stress dan ini berpengaruh pada kejadian dismenore. Upaya mengurangi dismenore termasuk dengan mengurangi tingkat stress pada remaja itu sendiri.

Menciptakan situasi belajar di rumah dengan nyaman dalam suasana yang menyenangkan, tetap berpikran positif, selalu berdo’a dan jika mengalami dismenore, dapat melakukan terapi komplementer dengan kompres hangat atau mandi air hangat, massage, latihan fisik (exercise), tidur yang cukup, hipnoterapi, distraksi seperti mendengarkan musik serta relaksasi seperti napas dalam dan yoga. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry