Keterangan foto SNA

PONOROGO | duta.co – Pelarangan sementara (masuknya) para pedagang dari luar kota Ponorogo khususnya Magetan dan Madiun, berimbas pada mahalnya harga sayur mayur di Ponorogo.

Selain mahal, juga jenis hasil bumi seperti wortel, kol, sledri juga langka. Di sisi lain pada pedagang yang dilarang sejak 28 Maret lalu, ternyata kucing-kucingan untuk tetap bisa berjualan di Ponorogo.

Pagi tadi, pedagang dan warga di sekitar Pasar eks Stasiun Ponorogo heboh, pasalnya seorang pedagang sayur asal Magetan sebut saja Ali, nekat berjualan di pasar tesebut.

Padahal Pemerintah Kabupaten Ponorogo melalui surat edaran nomor 338/1000/405.03.1/2020 sudah melarang semua pedagang dari luar kota untuk berdagang di Ponorogo, demi menghindari penyebaran covid19 di Bumi Reog Ponorogo.

“Pak RT, ini Pak Ali nekat jualan, dia kan orang Magetan,” begitu bunyi pesan singkat dari warga kepada Ketua RT 03/03 Lingkungan Setono, Banyudono, Ponorogo.

Mendapati laporan itu ketua RT setempat, Suherman, mendatangi yang bersangkutan, ternyata dagangannya sudah habis. Ali pun mendatangi ketua RT dan berusaha meloby, agar bisa tetap berjualan, karena banyak langganan yang sudah memesan dagangan darinya.

“Tidak bisa, pokoknya tidak boleh jualan sementara di Ponorogo, kalau tetap nekat nanti urusannya bukan dengan saya tapi aparat ( keamanan),” kata Suherman kepada Ali.

Sawi Putih Dua Kali Lipat

Ali sendiri saat didesak bagaimana bisa lolos ke Ponorogo dengan membawa dagangan yang begitu banyak, mengaku dirinya menyewa sopir yang ber KTP Ponorogo. Sedangkan dia sendiri mengendari sepeda motor untuk sampai ke Pasar eks Stasiun, untuk menghindari razia di perbatasan.

Larangan masuknya pedagang dari luar Ponorogo khususnya sayur-mayur ini mendongkrak harga-harga sayuran yang ada. Misalnya wortel yang baisanya Rp 8 ribu per kilogram menjadi Rp 14 ribu/kg, kol dari Rp 7 ribu/kg melonjak hingga menjadi Rp11 ribu/kg.

Sawi putih yang biasanya hanya Rp 5 ribu/kg  naik drastis Rp13 ribu/kg. Belum lagi bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih dan cabe yang juga ikut-ikutan naik.

Selama ini, Magetan sebagai pemasok sayur-mayur di Ponorogo. Walau pun Ponorogo sendiri khusunya Kecamatan Pulung , Sooko, dan Pudak juga menghasilkan tanaman sayuran, seperti kol, worte, dan sawi. Namun jumlahanya belum bisa memenuhi kebutuhan warga Ponorogo sendiri.

Sementara itu perkembangan covid19 di Ponorogo, berdasar update data yang dirilis oleh Dinas Kominfo dan Statistik Ponorogo pada Rabu malam (1/4), menunjukkan angka yang dinamis.

Jumlah PDP mengalami penurunan dari 11 orang pada Selasa (31/3) turun menjadi 10 orang, dengan rincian  6 orang menjalani isolasi mandiri dan 4 orang isolasi di RSUd Dr. Harjono Ponorogo.

Jumlah ODP sebanyak 207 orang, 1 orang masih menjalani isolasi di RSUD. Namun ada status baru yaitu OTG ( orang tanpa gejala) sebanyak 5 orang. Dan jumlah ODR adalah 1.147 yang tersebar di 21 Kecamatan yang ada di Kabupaten Ponorogo. (sna)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry