Saat anggota Muslimat NU membacakan Pancasila tanpa teks. (FT/MKY)

PROBOLINGGO | duta.co – Ada pemandangan menarik saat deklarasi TOLAK RUU HIP yang digelar KKNU-26 bersama puluhan elemen masyarakat Probolinggo, Minggu (5/7/2020) siang.

Acara yang berlangsung di depan Gedung AUTADA (Aliansi Ulama Ahlussunnah wal Jamaah Tapal Kuda) ini juga diisi dengan lantunan lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’ dan ‘Ya Ahlal Wathon’.

Setelah menyanyikan lagu kebangsaan dan Pembela Tanah Air (Ya Ahlal Wathon), massa juga diajak menirukan pembacaan teks Pancasila. Lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’ dipimpin sahabat dari Pemuda Pancasila.

Wanita PP itu tampak terlatif, memimpin dengan heroik. Sementara, pembacaan Pancasila tanpa teks, sempat gradul-gradul karena grogi. “Dari Fatayat, Muslimat dan Banser, silakan pimpin Pembacaan Teks Pancasila,” demikian pembawa acara.

Anggota Fatayat NU membuat massa heroik, takbir. (FT/mky)

Tak lama, perempuan Fatayat maju ke depan. Ia membacakan teks Pancasila dengan tepat dan benar. Suasana semakin heroik karena disertai pekikan takbir. Setelah itu, perwakilan Muslimat NU maju. Tak kalah heroik, selain hafal Pancasila, ibu-ibu Muslimat NU ini membaca dengan intonasi yang lebih keras.

Banser tak mau kalah. Salah seorang anggota langsung maju ke depan. Suaranya lebih menggelegar. Bukan saja hafal di luar kepala, anggota Banser ini berhasil memukau massa karena suaranya yang menggelegar. “Takbiiiir, Allahu Akbar,” teriak massa dari belakang.

Karuan, pembacaan teks Pancasila ini menjadi amat menarik. Sejumlah kiai ikut membicarakannya. “Ini Pancasila 18 Agustus 1945, yang menjadi ideologi negara. Hidup Fatayat, Hidup Muslimat, Hidup Banser, hebat Pemuda Pancasila,” demikian salah seorang kiai sepuh di KKNU-26 usai acara. (mky)