PAPARAN PUBLIK: Manajemen dan direksi PT Wismilak Inti Makmur Tbk usai public expose kinerja perseroan tahun 2016 dan capaian awal tahun 2017. (duta.co/dok)

SURABAYA | duta.co – PT Wismilak Inti Makmur Tbk, salah satu produsen rokok di Indonesia tetap optimis meski regulasi yang ketat dan daya beli masyarakat yang menurun.  Menyikapi kondisi tahun 2016 dan 2017, Perseroan mengambil langkah strategis diantaranya dengan peluncuran beberapa produk baru, yaitu Diplomat Impact (segmen SKM) dan Wismilak Dirgha (segmen SKT).

Sekretaris Perusahaan, Surjanto Yasaputera mengatakan selain itu Perseroan tetap meningkatkan intensifikasi maupun ekstensifikasi di jalur distribusi tradisional maupun modern dan terus melakukan peningkatan kualitas produk Wismilak secara konsisten.

Tidak hanya itu, di segmen filter, Wismilak terus meningkatkan penjualan filter dengan meningkatkan kapasitas produksi, memperluas peluang pasar Internasional dan mengembangkan jenis filter baru, CelFx. Untuk itu, Wismilak Perseroan bekerjasama dengan PT Celanese Indonesia.

“Tahun 2017 ini Wismilak optimis tumbuh lebih baik dari tahun sebelumnya. Beberapa strategi yang kita canangkan tahun lalu sudah kita lakukan secara konsisten dan termonitor,” jelas Surjanto.

Optimisme ini jelas Surjanto didukung adanya faktor eksternal, yaitu Peraturan Menteri Keuangan tentang Tarif Cukai Tembakau yang memperluas batas maksimal produksi SKM golongan dua (tier-2) menjadi 3 miliar batang per tahun hingga kami memiliki kesempatan menaikkan volume produksi Wismilak.

“Kami sangat optimis dengan adanya peraturan baru ini, tentunya melalui kerja keras dan konsistensi penerapan strategi yang secara disiplin dijalankan,”ujar Surjanto.

PT Wismilak Inti Makmur Tbk dan anak perusahaan  melaporkan penjualan bersih Perseroan sebesar Rp 1.685 miliar di tahun 2016, turun 8,4% dari Rp 1.839 miliar pada tahun 2015. Laba usaha Perseroan tercatat sebesar  Rp 134.4 miliar, lebih rendah 33% dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 200.7 miliar.

Di segmen Sigaret Kretek Mesin (SKM), angka penjualan sebesar Rp 963.8 miliar, lebih rendah 20,6% dibandingkan penjualan pada tahun 2015 sebesar Rp 1.214 miliar. Sedangkan segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT), Perseroan berhasil mempertahankan pertumbuhan dengan angka penjualan SKT sebesar Rp 501.3 miliar di tahun 2016, naik 7,2% dari Rp 467.5 miliar di tahun sebelumnya.

Kapasitas produksi SKT juga mengalami peningkatan sebesar 5% yaitu 730 juta batang, dibandingkan dengan tahun sebelumnya sejumlah 695 juta batang.

“Tahun 2016 merupakan tahun penuh tantangan bagi industri rokok dengan kenaikan tarif cukai dan masih rendahnya daya beli masyarakat terhadap barang konsumsi. Juga ditandai kondisi industri pengolahan tembakau yang membukukan kenaikan nilai tambah paling rendah dalam tiga tahun terakhir ini. Namun kami terus melakukan berbagai upaya yang diperlukan di tengah kondisi tersebut,”kata Sekretaris Perusahaan, Surjanto Yasaputera, Jumat (19/5/2017)

Berdasarkan Laporan Keuangan 31 Maret 2017, Perseroan membukukan laba bersih kuartal I 2017 Rp 19 miliar, lebih rendah 45% dari tahun sebelumnya di periode yang sama yaitu Rp 35 miliar. Untuk EBITDA, Perseroan mencatat Rp 41 miliar pada kuartal I 2017, turun sebesar 28% di tahun 2016 pada periode yang sama, sebesar Rp 57 miliar. (imm)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry