SURABAYA | duta.co – Waspadalah bagi orang tua yang memiliki anak usia dua hingga empat bulan yang tidak tersenyum saat dipanggil namanya. Atau di usia tiga tahun tidak mau bermain dengan anak sebayanya.
Itu adalah tanda red flag yang menjadi masalah pada tumbuh kembang si anak tersebut.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Prof Dr dr Irwanto,SpA, red flag adalah adalah tanda bahaya bagi orang tua untuk mengetahui ada yang tidak benar atau terlambat dalam tumbuh kembang anaknya.
“Anak berkembang sesuai dengan usianya. Tapi jika dalam masa tumbuh kembangnya ada dua atau tiga hal yang meleset, segera bawa ke dokter untuk dievaluasi lebih lanjut,” terangnya dalam acara World University Association for Community Development (WUACD) Thematic Prorgram: Cluster Children Day yang diselenggarakan Sabtu (24/7/2021) lalu.
Mengetahui red flag sejak dini sangat krusial. Semakin dini tanda bahaya ini terdeteksi, semakin cepat dokter bisa melakukan interfensi, baik evaluasi maupun terapi. Yang bermanfaat pada kesehatan anak jangka panjang. Yang disayangkan selama ini, hanya 30 persen orang tua yang mendeteksi red flag ini sebelum anak masuk pada usia sekolah.
Prof Irwanto menuturkan, ada banyak sekali red flag yang perlu diwaspadai orang tua. Pertanda ini bisa ditemukan di setiap jenjang usia mereka. Namun bisa ditarik kesimpulan, jika red flag mengarah pada kemampuan bersosialisasi seperti yang disebut di atas, ada kemungkinan anak mengalami autisme.
“Itulah perlunya dibawa ke dokter untuk dievaluasi lebih lanjut. Misalnya apakah anak itu autis maka akan dilakukan skrining anak autis dengan M-Chat R/F untuk anak dibawah usia 3 tahun. Bila hasilnya risiko tinggi autis maka dilakukan observasi diagnosis berdasarkan DSM V,” paparnya.
Jika red flag cenderung pada perilaku, bisa dicurigai ADHD, jika red flag menunjukkan pada gerak mereka, bisa dicurigai sebagai cerebral palsy. Dan jika mengarah ke kognisi, bisa dicurigai mengarah ke gangguan belajar.
Tanda-tanda red flag pada anak usia dua bulan yakni tidak merespon suara keras, tidak tersenyum saat melihat orang, berjalan tapi tidak waspada terhadap sekitar, tidak memasukkan barang ke mulut, tidak mengangkat kepala saat tengkurap serta banyak tanda lainnya.
Pada usia empat bukan, anak tidak tersenyum saat melihat orang,berjalan tapi tidak waspada terhadap sekitar, tidak bergumam atau bersuara, tidak memasukkan barang ke mulut, tidak bisa menegakkan kepala, kaki tidak menapak jika diletakkan di permukaan, kesulitan menggerakkan kedua bola mata ke satu arah dan sebagainya.
Di usia enam bukan, anak tidak tidak menggapai barang, cuek pada orang tua atau pengasuh, tidak merespon suara di sekitarnya, tidak memasukkan barang ke mulut, kesulitan mengucapkan kata “ah” “ee” “eh”, tidak tertawa, terlihat sangat kaku dengan otot kencang, tubuh sangat lunglai serta banyak tanda lainnya.
“Ada banyak tanda lain sampai anak berusia lima tahun. Orang tua harus waspada terhadap tanda-tanda tersebut,” tukasnya. ril/end
