BORAX : Tim gabungan BPOM dan Disperindag melakukan sidak makanan takjil (duta.co/Nanang Priyo)

KEDIRI | duta.co -Maraknya pemakaian bahan pengawet pada makan yang dijual untuk menu berbuka puasa, digelar operasi gabungan tim Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Propinsi Jawa Timur Kabupaten Kediri bersama Disperindag Kota Kediri di sejumlah pertokoan modern dan penjual takjil di Kota Kediri.
Hasilnya, disampaikan Kepala BPOM Loka Kabupaten Kediri, Joni Tri Setyawan, pada Jl. Hayam Wuruk ditemukan 3 menu takjil mengandung Prodamin B dan Borax dari 20 sampel makanan.
“Sebelumnya kami melakukan sidak penjual takjil di Jl. Hayam Wuruk, dari 20 sampel yang positif terdapat 3 makanan. Pada menu Agar-agar dan Aromanis mengandung Prodamin B dan menu lupis memiliki kandungan Borax,” jelas Joni.
Kemudian pada penjual takjil di Kawasan Bunderan Sekartaji, dari 18 sampel diambil terdapat 2 menu takjil mengaku borax pada kerupuk.
“Selanjutnya pada sidak kedua di Kawasan Bundaran Sekartaji, kami temukan kandungan Borax pada kerupuk. Mungkin biar terasa kenyal dan mudah dipotong,” jelasnya.
Atas kejadian ini, pihak BPOM merekomendasikan untuk menghentikan proses produksi dan tidak dijual menu takjil tersebut, karena berdampak pada penyakit kanker. Seperti marak diberitakan, ada sejumlah jenis racun yang berbahaya bila kita konsumsi.
Pertama keberadaan racun arsenik biasanya terdapat dalam nasi, bersifat karsinogen (penyebab kanker,red) dan bisa menghambat kemampuan anak untuk belajar. Padi menyerap arsenik dari tanah yang subur dan air.
Kedua kandungan Phthalates, merupakan zat kimia sering ditemukan dalam produk berbahan plastik, seperti kotak penyimpan makanan. Berefek mempengaruhi hormon yang berperan dalam tumbuh kembang janin dan bayi, perkembangan reproduksi hingga tumbuh kembang otak.
Ketiga Bisphenol-A (BPA) adalah zat yang sering ditemukan dalam kemasan makanan. Sehingga banyak produk yang menyertakan label ‘BPA-free’ pada produknya, sebagai jaminan keamanan. Zat BPA juga tidak lagi dibolehkan dalam produk botol bayi, gelas balita atau kemasan susu formula.
Racun keempat, merupakan pewarna makanan sintetis seperti red 40, yellow 5 dan lainnya bisa memicu perilaku buruk pada anak seperti hiperaktifitas. Selain itu, pewarna makanan juga bisa memicu reaksi alergi pada anak seperti gatal-gatal, dan bengkak.
Yang kelima Perfluorinated Chemicals adalah zat kimia yang sering digunakan pada kemasan popocorn instan yang bisa dimasak di microwave. Suhu tinggi bisa membuat zat ini masuk ke dalam makanan, yang dampaknya berbahaya pada anak.
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa zat kimia tersebut mempengaruhi tumbuh kembang di masa kanak-kanak, juga bisa menyebabkan kanker. Zat berbahaya ini juga ditemukan dalam bungkus burger, sandwich, kentang goreng dan kemasan pizza.
Yang keenam aspartame berupa zat pemicu kanker di masa kanak-kanak bisa sangat berbahaya. Dengan pemanis buatan bisa menghambat kemampuan enzim alami tubuh yang berfungsi mencegah obesitas dan diabetes. Ketujuh penggunaan obat pada hewan ternak ini bisa menyebabkan anak mengalami pubertas dini hingga kanker dan disarankan mengkonsumsi daging hewan ternak sendiri.
“Terkait jensi racun ini, kami perlu mendalami dalam bentuk uji ilmiah,” jelas Kepala BPOM Loka Kabupaten Kediri. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry