Abdullah Abu Bakar, Wali Kota Kediri, memberikan arahan kepada Kepala Sekolah SMP dan sederajat se-Kota Kediri. (dok/Budi Arya)

KEDIRI | duta.co — Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar memberikan arahan kepada Kepala Sekolah SMP dan sederajat se-Kota Kediri dalam acara Pembinaan Peningkatan Pelayanan Pendidikan di Kota Kediri. Arahan bertempat di aula Dinas Pendidikan, Selasa (14/92). Hal ini disampaikan, untuk memitigasi permasalahan di dunia pendidikan Kota Kediri.

“Seharusnya memang kita sering ketemu untuk menyamakan persepsi, menuangkan ide-ide kreatif untuk memajukan pendidikan di Kota Kediri,” kata Wali Kota Kediri.

Permasalahan penahanan ijazah menjadi perhatian serius Wali Kota Kediri. Ia menekankan bahwa, penahanan ijazah tidak boleh dilakukan. Serta berharap, hal ini tidak terjadi lagi di Kota Kediri. Karena Pemerintah Kota Kediri sudah mencarikan jalan keluarnya.

“Untuk yang negeri urusannya sama saya. Kalau yang swasta nanti urusannya sama Dinas Pendidikan. Sampaikan saja kalau ada yang tidak mampu bayar. Biar kami selesaikan. Jangan bikin mental anak drop karena ijazahnya ditahan,” imbuhnya.

Selanjutnya, ia juga mengingatkan tentang banyaknya sekolah yang menyelenggarakan perpisahan untuk memilihkan biaya yang paling hemat. Beberapa solusi yang disampaikan diantaranya adanya subsidi silang untuk menanggung biaya perpisahan murid yang tidak mampu.

“Tidak perlu jor-joran di hotel misalnya. Perpisahan itu yang penting berkesan. Contoh mau pinjam balai kelurahan, balai kota, atau aula Dinas Pendidikan. Boleh. Silahkan,” sarannya.

Permasalahan pelecehan seksual juga tidak luput dari perhatian, ia meminta untuk tidak menutup-nutupi kasus pelecehan seksual di sekolah. Siapapun pelakunya akan langsung berhadapan dengan hukum. Sekolah bersama dengan Dinas Pendidikan harus menemukan solusi pencegahannya.

“Bapak ibu kepala sekolah harus mengecek kegiatan ekstra kulikulernya. Juga harus menyusun sex education agar siswa tahu mana batas yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Serta tidak memberi kesempatan momen guru maupun pelatih dengan murid untuk berdua,” tegasnya.

“Pasca pelecehan korban harus berani speak up. Harus dipikirkan juga bagaimana memperbaiki mental korban pasca pelecehan,” imbuhnya.

Terakhir, ia juga mengingatkan untuk menanamkan sikap toleransi. Ia mengajak bersama-sama untuk memperbaiki pendidikan di Kota Kediri. “Pendidikan itu dinamis. Anak-anak tidak boleh dipaksa. Jangan diberi PR. Biar belajar hal lain. Saya ingin SDM kita handal dan siap berkompetisi dengan siswa negara lain. Mengingat Kota Kediri bersiap menjadi kota besar dengan adanya bandara,” tutupnya.

Sekadar diketahui, hadir dalam.acara tersebut, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Marsudi, Koordinator SD tiap kecamatan, pembina TK, serta pengawas dan penilik. (bud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry