Gus Yasien (diapit lelaki berkaos dan berjaket hitam)

SURABAYA | dua.co – Aktivis Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN), H Tjetjep Mohammad Yasien  memberikan warning keras kepada Benny Rhamdani, Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Ini menyusul permintaan Benny kepada Presiden Jokowi yang siap tempur menghadapi lawan politik.

“Malu saya melihat ulah Benny Ramdhani depan Presiden Jokowi. Apa presiden itu mbahnya. Lantas dia bisa merengek-rengek. Sok jago, siap bertempur dengan lawan politiknya. Kok tidak paham, kalau dia makan uang rakyat sebagai Kepala BP2MI. Apa begitu akhlak pejabat?” demikian Gus Yasien panggilan akrabnya kepada duta.co, Rabu (30/11/22).

Menurut alumni PP Tebuireng ini, omongan Benny itu tidak bedanya dengan preman. Bahkan lebih kejam ketimbang preman karena disampaikan depan presiden. “Padahal ini presiden seluruh rakyat. Presiden ini bukan hanya milik dia. Maka, perlu saya sambut tantangan Benny, saya juga pemegang sabuk hitam,” tegas Gus Yasien yang dikenal sebagai petarung (bela diri) Judo ini.

Memalukan

Kelakuan Benny ini, tegasnya, tidak boleh kita biarkan. Karena Indonesia ini negara hukum, harus mengedepankan proses hukum. Kalau bangsa ini tidak mau mengingatkan, maka, orang seperti Benny ini, menjadi leluasa. Padahal, hanya untuk intinya cari makan.

“Andai saya presiden, saya pecat. Mengapa? Karena berpotensi merusak harmoni demokrasi dengan pikiran picik. Ini membahayakan, bisa membenturkan masyarakat,” katanya.

Kalau presiden tidak mau memecat, tambahnya,  maka, sebaiknya ia sadar, mundur. Sangat tidak layak pejabat publik memberikan pernyataan provokatif seperti itu. “Pernyataan Benny ini perlu ada proses dan pendalaman, apakah ada potensi pelanggaran hukum, etis, dan sebagainya, apalagi beliau pejabat publik, yang seharusnya justru menghadirkan suasana yang baik, bukan sebaliknya,” tambah Gus Yasien.

Gus Yasien juga menyentil Presiden Jokowi. Sebagai presiden, imbuhnya, seharusnya Jokowi lebih arif di masa akhir jabatannya.  Ia bisa fokus bekerja dengan baik, mendukung pelaksanaan Pemilu yang jujur dan adil, dan memberikan legacy dalam demokrasi.

“Bukan sebaliknya membiarkan contoh perilaku yang berpotensi merusak demokrasi, apalagi ini dia katakan di depan mata beliau. Ini sungguh memalukan,” tandasnya.

Percakapan Benny dan Jokowi itu viral di media sosial. Saat itu, Jokowi bertemu dengan para ketua umum organisasi relawan sebelum mulai acara Nusantara Bersatu di Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Sabtu (26/11). Jokowi tampak menyimak usulan Benny.

“Kita ini pemenang Pak. Kita ini besar, tapi serangan lawan ini masih terus. Kita gemes, Pak, ingin melawan mereka. Kalau mau tempur di lapangan, kita lebih banyak,” kata Benny yang mendapat komentar buruk dari warganet. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry