MADU. Ning Ita bersama Kepala Bapedalitbang Agung Moeljono, Camat Kranggan Suharno, dan Lurah Sentanan Fauzan Hadiyan Ichsan mencicipi madu klanceng hasil UMKM Kepala Sentanan. (DUTA.CO/YUSUF W)

MOJOKERTO | duta.co – Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menghadiri Musrenbang Kelurahan Sentanan, kecamatan Kranggan, Rabu (1/2/2023). Musrenbang di Sentanan ini merupakan yang terakhir dari pelaksanaan Musrenbang tingkat kelurahan se Kota Mojokerto.

Kelurahan Sentanan memiliki banyak UMKM, khususnya yang memproduksi makanan. Terkait dengan ketahanan pangan yang menjadi fokus pembangunan di Kota Mojokerto, Wali Kota minta agar makanan hasil UMKM kelurahan Sentanan dibranding.

“Untuk Sentanan, karena produksinya makanan dan minuman, silakan kreatifitas dalam produksi makanan dan minuman ini dikuatkan dengan branding sentanannya, branding kota Mojokertonya supaya ada kekhasannya,” tandas Wali Kota yang akrab disapa Ning Ita ini di hadapan peserta Musrenbang yang dihadiri LPM, ketua RT/RW, Karang Taruna, PKK, dan lainnya.

Juga hadir dalam acara tersebut, antara lain Kepala Bapedalitbang Agung Moeljono, Camat Kranggan Suharno, Kabag Prokopimda Nesie Anies Faizah, Lurah Sentanan Fauzan Hadiyan Ichsan, dan perwakilan dari OPD lingkup Pemkot Mojokerto.

Ning Ita mencontohkan Depot Anda yang sudah terkenal secara nasional dan usianya sudah puluhan tahun. “Ini brandnya sangat kuat di Kota Mojokerto. Saya ketemu pak menteri sekalipun, yang ditanya Depot Anda,” tuturnya.

Mengetahui branding itu sangat besar pengaruhnya agar orang luar mau datang ke kota Mojokerto, selanjutnya Ning Ita memperkenalkan Sate Jamil kepada pihak luar agar punya branding seperti Depot Anda.

“Akhirnya banyak pejabat saya ajak ke Sate Jamil meski berupa warung kecil dan kena asap sate. Tapi itu menjadi daya tarik. Akhirnya kalau pejabat datang ke sini (kota Mojokerto) minta Sate Jamil,” ungkapnya.

Masih terkait dengan ketahanan ekonomi, sebelumnya, Ning Ita berdialog dengan dua anggota Group Sholawat At Tawwabul Muslimin Kelurahan Sentanan yang menyambut kedatangan Wali Kota. Mereka adalah Akmal Firdan Maulan (20) Iqbal Hanif Naufaldi (20). Mereka adalah yang paling besar dan sudah lulus SMK.

Dari mereka diperoleh keterangan jika mereka bekerja sebagai tukang sepatu. Yang satu mendapat bayaran Rp 250 ribu per minggu dan yang satu lagi hanya Rp 150 ribu per minggu.

Mengetahui hal itu, Ning Ita mengaku miris. Dan meminta keduanya untuk mengikuti berbagai pelatihan yang disediakan Pemkot Mojokerto.

“Dengan ikut pelatihan, kalian akan punya keahlian yang dibuktikan dengan sertifikat. Sehingga kalian punya peluang untuk mendapatkan gaji yang sesuai dengan UMK atau UMP,” pintanya. (ywd)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry