Keterangan foto mediaindonesia.com

SURABAYA | duta.co – Isu kebijakan penutupan tempat-tempat ziarah di Makkah-Madinah mulai Selasa (7/3/23) sampai lebaran, terus menggelinding ke publik. Ada sebuah video TikTok (vt) yang membagikan informasi bagi jemaah umrah yang bakal berangkat mulai 7 Maret 2023, city tour atau wisata sejarah di Makkah dan Madinah akan ditutup.

Dalam akun @miliarderganteng86, seorang pria mendapatkan informasi bahwa mazarat (ziarah) Madinah dan Makkah dari tanggal 7 Maret 2023 sampai lebaran akan dihentikan. “Alasannya apa? Kita tidak pernah tahu alasannya seperti apa. Karena ini adalah kebijakan dari kerajaan Saudi Arabia,” ujar pria dalam vt itu.

Lalu? “Mudah-mudahan dengan ditiadakannya mazarat tersebut, dengan tidak adanya ziarah ke Kota Makkah dan Kota Madinah, tidak mengurangi niat kita untuk berangkat ibadah di tanah suci,” tambahnya.

Di sisi lain, akun itu juga menambahkan keterangan bahwa yang dihentikan adalah city tour-nya atau wisata sejarah ke Kota Makkah dan Madinah. “Untuk ibadah ke masjid tetap berjalan seperti biasa,” tegasnya.

Tradisi ziarah di Kota Makkah dan Madinah ini, konon, membuat wajah ‘Wahabi’ kolot di Arab Saudi ‘memerah’. Satu sisi dia menganggap tradisi itu haram, musyrik, di sisi lain kebiasaan jemaah ini mendatangkan keuntungan besar bagi kerajaan Arab Saudi.

“Sekarang, Arab Saudi baru ‘nyadar’, bahwa, tradisi ini tidak haram, bahkan membuat ekonomi berjalan dengan baik. Perkembangan terbaru di Arab  Saudi, ‘Wahabi Kolot’ semakin terpojok, semakin kepepet,” demikian sumber duta.co yang bolak-balik ke tanah suci.

Maka, beredarnya potongan video yang menyebut adanya penutupan ziarah ke Madinah dan Makkah mulai 7 Maret hingga Hari Raya Idul Fitri, langsung terbantahkan oleh Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam. Ia memastikan informasi penutupan ziarah di Makkah dan Madinah itu tidak benar.

“Tidak ada penutupan ziarah, baik di Makkah maupun Madinah. Tempat-tempat ziarah juga tidak ditutup,” tegas Nasrullah Jasam melalui pesan singkat dari Jeddah, Jumat (3/3/2023).

Nasrullah sudah melakukan klarifikasi terkait informasi penutupan itu kepada Wakil Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi bidang Ziarah. Menurutnya, info yang benar adalah adanya pengumuman salah satu perusahaan transportasi di Arab Saudi yang menghentikan layanan ziarahnya.

“Ada perusahaan transportasi yang mengumumkan menghentikan layanan ziarah mulai 7 Maret karena keterbatasan armada dan tenaga driver, serta pertimbangan kemacetan,” jelas Nasrullah.

“Jadi bukan penutupan tempat ziarah di Makkah dan Madinah, tapi ada pemberitahuan dari perusahaan transportasi terkait ketidakmampuan mereka memberikan layanan ziarah,” sambungnya.

Nasrullah memastikan sampai saat ini layanan terhadap jemaah umrah dari berbagai negara, termasuk Indonesia, berjalan sebagaimana biasa. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, jumlah jemaah umrah terus meningkat, terutama pada Ramadan.

Jangan Tanya Petugas

Bagi jemaah Indonesia, rasanya, kurang afdol kalau tidak berziarah ke pemakaman Baqi. Namun jangan tanya di mana letak makam keluarga Nabi SAW dan para sahabatnya kepada petugas setempat. Karena petugas pemakaman hanya angkat bahu seraya berucap: Wallahu A`lam Bishawab…(hanya Allah yang tahu). Ini karena mereka menganggap ziarah kubur itu haram.

Di Baqi ini ada makam puteri Nabi SAW yakni Siti Fatimah, Imam Hassan, Imam Husein, Imam Ja’far Shadiq, Abbas bin Abdullah (paman Nabi), Halimatus Sa`diyah (ibu susu Nabi), serta seluruh istri Nabi kecuali Siti Khadijah ada di Ma`la, Mekkah. Putera dan puteri Nabi pun seluruhnya di sini. Adalah Qasim, Abdullah, Ibrahim, Ruqayyah, Zainab, dan Umi Kaltsum.

Namun pada umumnya para peziarah dari berbagai bangsa di dunia, tidak yakin petugas pemakaman tidak tahu. Para peziarah mengerti petugas pemakaman Baqi merupakan bagian dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang menganut paham Wahabi, dan tidak mentolerir ziarah kubur yang dikhawatirkan banyak muslimin terjerumus kemusyrikan.

Ziarah kubur sambil membaca doa-doa, apalagi disertai menangis segala – bagi paham Wahabi — termasuk kategori bid’ah sehingga haram. Ini sangat berseberangan dengan kebiasaan peziarah (muslimin) dari Iran , Turki , India , Pakistan , Bangladesh dan Asia Tenggara. Bagi kita, ziarah kubur merupakan bagian dari kultur untuk mengingat kematian.

Di belakang pintu masuk Baqi ada papan pengumuman (atau lebih tepatnya pemberitahuan) dalam beberapa bahasa, agar para pengunjung tidak musyrik. Misalnya memuja-muja kuburan, membawa tanah kuburan atau meminta-minta sesuatu kepada kuburan.

“Padahal, semua tahu, ziarah makam itu bukan untuk meminta-minta sesuatu kepada kuburan. Peziarah hanya ingin mendoakan agar mereka (ahli kubur) mendapat maghfirah dari Allah SWT,” tambah sumber tadi. (mky,net,kemenag.go.id)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry