Keterangan foto merdeka.com

SURABAYA | duta.co – Betul-betul viral. Sampai hari ini, Jumat (2/10/2020) hampir seluruh grup WhatsAap (WA) kemasukan video pendek ‘Banser Blitar Melawan Neo PKI’. Durasinya tidak panjang, 8 menit 45 detik. Dalam pengamatan duta.co, demo itu berlangsung di depan Kantor Kabupaten Blitar, Rabu (30/9/2015).

Isinya menggelar. “Terus terang, Ansor dan Banser dulu, sangat militan. Intinya mereka ikhlas mengawal perjuangan kiai dan menjadi benteng NKRI. Mereka membuat garis tegas terhadap PKI. Tidak segan-segan turun jalan, mengingatkan bahaya komunis gaya baru. Merinding saya mendengar kembali jejak digital GP Ansor Blitar tahun 2015,” demikian disampaikan Drs Muhammad Said Utomo, Ketua GP Ansor Pasuruan 1994-1997 kepada duta.co.

Ya! Video itu beredar luas. Isinya, jelas, tegas. Bagaimana mereka menghalau komunis gaya baru. “Asaalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh. Sahabat-sahabat semua yang saya hormati. Hari ini kita berada di Gedung Pemkab. Di depan Pemkab Kabupaten Blitar..…,” demikian salah seorang orator di atas mobil aksi.

Tapi, tambahnya, sampai hari ini pemerinrah masih bingung, masih diam (menghadapi bangkit PKI red.). Oleh karena itu, sekali lagi, kami ingatkan kepada pemerintah, manakala sudah terjadi gejolak-gejolak seperti ini, tentu, mohon segera pemerintah menyikapi.

“Jangan salahkan kami. Kami tidak ingin terjadi seperti 65, seperti 68,  akhirnya kita yang perang sipil. Tapi, kalau toh nanti aparat penegak hukum tidak mampu mengantisipasi ini, Banser siap? Bubarkan PKI, PKI…bubar,” demikian gegap gempita ribuan anggota Banser Blitar.

Keterangan foto merdeka.com

Sahabat-sahabat semuanya, jelasnya, hari ini PKI sudah masuk ke semua lini. Ke pemintahan, ke aparat, semua banyak di sana. Hari ini pendaftaran pegawai negeri sudah tidak seperti dulu. Kalau dulu ada formulir yang dipakai untuk mengetahui historisnya, anak ini anak siapa? Hari ini semua sudah dihapus sahabat-sahabat.

“Ini akan kita pertanyakan nanti, ini anak siapa dan lain sebagainya. Sebab itu, kita sebagai Ansor, kita sebagai Banser sepatutnya, manakala indikasi semacam itu dibiarkan, kita harus turun ke jalan, kita harus siap untuk perang. PKI…. PKI …. Bubar,” lanjutnya.

Menurut Said Utomo, gelora juang GP Ansor dan Banser sekarang sudah redup. Bahkan mereka menyebut Ansor-Banser dulu itu, jadul. Padahal, mereka itu Ansor sejati, konsistensi kesadaran sebagai organisasi kepemudaan di bidang keagamaan, Ahlus Sunnah Wal-jama’ah dengan menjunjung Khitthah NU.

Drs Muhammad Said Utomo

“Tapi, sekarang, mana daya juang itu? Sekarang ini sudah seperti judul lagu Didik Kempot: AMBYAR! Tupoksinya tidak jelas, Gerakan Pemuda Ansor dan Barisan Ansor Serba Guna (BANSER) sudah tidak sehebat dulu. Kita tentu rindu dengan Ansor dan Banser masa lalu,” tegasnya.

Sumpah Ansor dan Banser

Masih soal jejak digital. Merdeka.com menulis, bahwa, seribuan anggota Barisan Ansor Serba Guna (Banser) Kabupaten dan Kota Blitar melakukan aksi penolakan lahirnya kembali komunis di Indonesia. Bahkan mereka bersumpah akan menyembelih Partai Komunis Indonesia (PKI).

“Lawan komunis, sembelih PKI sampai ke akar akarnya,” teriak Korlap aksi Nurmuchlisin yang diikuti koor banser di depan Kantor Pemkab Blitar, Rabu (30/9)

Banser bersumpah akan menumpas seluruh anasir PKI yang dianggap telah berubah menjadi Komunis Gaya Baru (KGB). Aksi kurang lebih 1.000 Banser ini bertepatan dengan momentum peristiwa pemberontakan G 30 S mereka menyatakan menolak kembalinya PKI dengan bentuk KGBnya.

Banser 65,  menunjukkan kekuatannya. Banser untuk kesekian kali mengaku mengukuhkan diri sebagai benteng ulama dan pembela Pancasila. Jalan protokol Syodanco Supriyadi Kota Blitar pun lumpuh total. Sejumlah aparat kepolisian dan TNI hanya melakukan penjagaan.

“Allahu Akbar. Pancasila Jaya, NKRI harga mati,” pekik massa bersahut sahutan. Lagu Gugur Bunga dan Maju Gentar diputar bergantian.

KGB disinyalir sudah ada di mana-mana. Berusaha menyusup ke semua lini sosial dan pemerintahan. Bahkan, kata Satkorcab Banser Kabupaten Blitar Imron Rosadi tak terkecuali TNI dan kepolisian.

“Kalau pemerintah diam saja, ini akan meletus menjadi perang sipil seperti peristiwa tahun 1965 dan 1968,” ujarnya.

Banser NU mencurigai masuknya pekerja asal Negeri China ke Indonesia sebagai upaya membangkitkan paham komunisme di Indonesia. “Banser menolak itu semua, para pekerja China harus angkat kaki dari Tanah Air. Banser juga dipastikan akan bergolak jika Presiden Joko Widodo sampai memaafkan orang orang eks PKI,” kata Imron Rosadi.

Sebab PKI dianggap kelompok yang pernah berupaya menggulingkan negara. “Presiden tidak layak memberi maaf kepada para pemberontak (PKI) negeri ini,” tukasnya.

Baron mengancam Banser NU akan melakukan sweeping terhadap orang-orang yang dicurigai sebagai kelompok KGB jika pemerintah melakukan pembiaran. “Banser akan melakukan caranya sendiri jika pemerintah mendiamkan masalah ini,” ancam Imron yang diamini ribuan Banser.

Dalam aksi yang melumpuhkan jalur lalu lintas, Banser secara simbolis membakar bendera merah palu dan arit (PKI). Dari Kantor Pemkab Blitar massa melakukan longmarch ke kantor DPRD Kota Blitar dan Pemkot Blitar. (mky,merdeka.com)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry