SURABAYA | duta.co – Jagat media sosial masih ramai dengan gambar dan video pendek terkait acara puncak Harlah 1 Abad NU di GOR Delta Sidoarjo, Selasa (7/2/23). Ada yang mengunggah story kritis. Intinya, Harlah Nahdlatul Ulama terasa Harlah Nahdlatul Umara. Para masyayikh yang mestinya menjadi tamu agung, tidak bisa masuk karena macet total.

Dahlan Iskan membuat tulisan judulnya ‘Abad Banser’. Dahlan tidak bisa masuk, meski mendapat undangan berstempel VVIP. Sementara banyak tokoh-tokoh NU justru tidak dapat undangan sama sekali. Salah seorang Bu Nyai dari PP Tebuireng sudah siap berangkat, tetapi, batal karena tidak dapat undangan.

Masjid Agung Sidoarjo

Macam-macam yang muncul di media sosial. Yang harus sabar, tentu, para petugas di Masjid Agung Sidoarjo. Sudah susah payah melayani para tamu dari berbagai daerah, eh… masih saja ada jamaah mengaku diusir. Tak tanggung-tanggung, video pendek ‘pengusiran’ itu dibuat atas nama Ketua MUI Kota Probolinggo, H Muhammad Taufik.

“Sabar! Kapasitas masjid ini terbatas. Sementara, lebih dari 5000 jamaah tumplek-blek di sini. Semua ruang sudah dipersiapkan. Sampai 2 pompa air jebol karena nonstop. Tidak hanya itu, WC yang tersedia cuma 25 unit. Tidak cukup. Sampai ada yang buang air besar di tempat wudlu. Dan, langsung kita bersihkan. Mohon maaf, sekali lagi mohon maaf,” begitu seorang pengurus Takmir Masjid Agung Sidoarjo.

H Hadi Mulyanto SH, MH, Bendahara Masjid Agung Sidoarjo pun tak segan-segan minta maaf. Meski penyambutan yang dilakukan sudah terasa maksimal. Toh masih ada yang kecewa, satu, dua. Dan itu sudah biasa. “Yang jelas, tidak ada sama sekali pengusiran. Jamaah bisa salat, istirahat di masjid ini,” katanya kepada Loetfi Hermawan dari duta.co, Selasa (8/2/23).

Mbak Yenny Gojek TNI

Seorang jamaah telepon wartawan duta.co, mengabarkan, bahwa, ia baru saja melihat Mbak Yenny Wahid gojek motor TNI. Ternyata, video pendeknya juga viral sampai hari ini, Selasa (8/2/23).

Mbak Yenny ‘nyengklak’ (tiba-tiba naik red) motor Purwanto, anggota TNI Koramil XV, Sukodono.  Karena sejumlah jalan macet. “Saya nyengkak motor untuk bisa menghadiri acara 1 Abad NU di GOR Delta Sidoarjo,” kata Mbak Yenny.

Banser Naik Pesawat Kepresidenan

Barangkali ini pertama kali, ada rombongan Banser naik Pesawat Kepresidenan. Sudah begitu ada Paspampres, Menteri BUMN Erick Thohir dan Mekopolhukam Mahfud MD. Terdengar juga lagu ‘Yaa Lal Wathon’. “Banser boleh naik pesawat Kepresidenan,” kata Erick.

Lalu dijawab lelaki berkopiah di sebelahnya. “Karena Ketua Panitia 1 Abad-nya Pak Erick,” jawabnya.

Lalu? “Pak Mahfud izin, ini Banser naik pesawat Kepresidenan,” lanjut Erick.

“Bagus, Mas Erick ikut Banser memberikan kemajuan atau modernisasi terhadap Banser. Tradisional, yang dianggap terlalu unik. Sekarang tetap tradisional tetapi dinamis. Selamat Mas Erick,” demikian Mahfud MD.

Muslimat Dorong Mobil Mogok

Setelah video Banser naik pesawat Kepresidenan, muncul Muslimat dan Fatayat dorong mobil mogok. Tidak jelas, apakah rombongan muslimat dan fatayat itu juga dalam rangka Harlah 1 Abad NU di GOR Delta Sidoarjo?

Yang jelas, wajah ibu-ibu itu tampak sumringah. Tidak ada beban berat sama sekali. “Enjoy Bu, meski mobil mogok, tetap semangat. Ibu-ibu ini warga NU sejati. Tidak menggunakan duit rakyat, duit sendiri, jual pitik (ayam red.) ha ha ha ha,” demikian komentar warganet.

Gus Yahya Jumpa Kiai Masduqi

Sejak awal sudah beredar narasinya, tetapi, belum muncul fotonya. Warganet menggambarkan, betapa NU memiliki banyak ulama yang khumul (tak mau terkenal). Narasi itu menukil dari FB RIJAL MUMAZZIQ Z. Katanya, NU itu banyak ulama yang khumul yang berperan dibalik layar. Tidak banyak dikenal orang dan juga tidak kenal banyak orang. Tapi beliau-beliau itu menjadi jimatnya NU.

Seperti video ini, sosok kiai sepuh yg sudah sejak sebelum subuh bisa melewati screening Paspamres di GOR Delta Sidoarjo, lokasi perhelatan seremoni puncak peringatan 1 abad NU. Beliau KH Masduqi Abdurrahman Alhafidz, kiai sepuh (asal Perak, Jombang red.) yang dalam kesehariannya waktunya habis untuk mendaras dan menjaga Alquran.

Melihat sosok sepuh menggelar serban dan berdzikir di lorong GOR, tiba-tiba Gus Yahya sang ketum PBNU dan tuan rumah perhelatan akbar itu datang untuk sungkem ke beliau.

Tapi apa reaksi Kiai Masduqi? Beliau malah bertanya: Sampeyan sinten? (Anda siapa?) dalem e pundi? (rumahnya mana?) tanya Kiai Masduqi dengan polosnya. Dengan ta’dzimnya Sang Ketum PBNU itu menjawab: kulo (saya) Yahya, kiai.. saking Rembang. (Saya Yahya, Kiai.. dari Rembang)

Setelah jawaban itu mungkin Kiai Masduqi baru sadar bahwa yang sungkem di depannya adalah tuan rumah acara akbar itu. Maka Kiai tersenyum dan memeluk Gus Yahya.

“Ah.. Saya kok jadi terharu.. Keikhlasan Kiai Masduqi untuk ikut ngalab berkah muassis NU sampai-sampai beliau tidak kenal dengan sosok Ketua Umum PBNU yang ada di depannya. Ternyata ketenaran sosok Ketum PBNU belum bisa menembus ruang sunyi yang menjadi laku para kiai-kiai sepuh,” tulisnya. (loe, berbagai sumber)