FT/chanelmuslim

MOMBASA | duta.co – Sebagian besar Muslimah di Desa Gede, Kenya, dikenal dengan usaha budidaya kupu-kupu. Tak disangka, usaha yang mereka jalani kini bisa tembus pasar internasional.

Salah satu perusahaan asal desa tersebut tertarik untuk menjadikan usaha itu dalam ‘Proyek Kipepeo’. Proyek ini mendukung mata pencaharian masyarakat menjual kupu-kupu dan ngengat pupa yang berkualitas tinggi dan beragam ke pasar internasional.

Dilansir dari AA, sebagian besar pangsa pasar kupu-kupu Kenya berasal dari Eropa dan Amerika. Sedangkan pasar terbesarnya adalah Inggris dan Turki.

Salah satu Muslimah Kenya yang bermata pencaharian budidaya kupu-kupu yakni Rehema Hassan. Ia menjalankan bisnis tersebut untuk membayar biaya sekolah anak-anak mereka dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dalam aktivitasnya, para Muslimah ini menjelajahi hutan kupu-kupu, dilengkapi dengan peralatan berburu kupu-kupu. Beberapa dari mereka meletakkan perangkap di pohon, sementara yang lain menggunakan jaring buatan sendiri dengan pegangan. Mereka berhati-hati untuk menghindari banyak koridor gajah.

Rehema Hassan mengatakan bahwa dalam perburuan, yang selalu diingat adalah tidak melukai kupu-kupu dengan menggunakan jaring murah.

“Saya dulu mengandalkan bisnis arang. Saya akan menebang pohon, nanti hutan kami rusak. Tapi dengan budidaya kupu-kupu, kami dapat pendapatan dan sekarang saya melestarikan lingkungan saya karena tanpa pohon-pohon berbunga, tidak akan ada kupu-kupu,” kata Hassan, panggilan akrabnya.

Saat diwawancarai, Hassan berjuang untuk menangkap seekor kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya di dalam perangkap kupu-kupu yang diam. Setelah beberapa detik, dengan gerakan yang lembut, tangannya menunjukkan cahaya warna-warni dari kupu-kupu Charaxes yang menari.

Dia dengan hati-hati menempatkan serangga yang rapuh itu dalam keranjang yang mirip jarring. Kupu-kupu itu bergabung dengan selusin kupu-kupu lainnya yang semuanya berwarna-warna cerah.

Anggota baru yang haus melipat sayapnya dengan lembut ke atas dan minum nektar dari bunga segar yang telah disiapkannya pagi itu.

Tepat di samping kupu-kupu adalah demodocus Papilio, atau jeruk walet. Itu mengepakkan sayap putih polkadot diisi dengan dua bintik semerah ceri dan memudar tepi hitam.

Hassan menjelaskan bahwa bagi mereka, bisnis kupu-kupu adalah tentang konservasi. “Hutan kita sekarang adalah tempat di mana kita melestarikan dan melindungi. Mereka membutuhkan kita sama seperti kita membutuhkan mereka. Dua anak saya kuliah di universitas melalui bisnis ini. Itu sebabnya bagi kami, kupu-kupu adalah segalanya,” ungkapnya.

Kisah lainnya tentang manfaat melestarikan hutan juga ditorehkan Fatuma Hamisi. Dia memberi tahu Agensi Anadolu bagaimana keseluruhan proses budidaya kulu-kupu itu berlangsung.

“Kami memasang perangkap di hutan untuk menangkap kupu-kupu. Kami memberi mereka makan sampai mereka bertelur, yang menetas menjadi ulat. Ulat memakan daun hutan sampai mereka berubah menjadi pupa, di mana mereka jadi kepompong sendiri. Pada titik inilah kami menjualnya sebelum mereka menetas menjadi kupu-kupu,” katanya.

Dia mengungkapkan, budidaya kupu-kupu dilakukan dapat melindungi hutan. Sebab, kata dia, jika tidak ada hutan, maka tidak akan ada kupu-kupu.

Hamisi menyebut bahwa sebagian besar dari mereka melepaskan kupu-kupu yang meletakkan telur ke alam liar karena mereka membutuhkan waktu lama untuk bertelur lagi, terutama di dalam kurungan.

Charo Ngumbao, yang mengepalai proyek komunitas budidaya ini mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa pasar utama mereka adalah Inggris sedangkan pasar kedua yang saat ini mengambil kepompong kupu-kupu adalah Turki.

“Mereka memiliki permintaan tinggi untuk spesies kupu-kupu Papillion dan Charaxes. Saat ini, mereka (Turki)  mengambil kupu-kupu setiap hari Senin, dan Amerika mengambil kupu-kupu pada hari Jumat,” katanya.

Berdasarkan catatannya, aktivitas ekspor dilakukan dua pekan sekali. Sebagai catatan, kupu-kupu biasanya hidup selama beberapa minggu tergantung pada spesies, ukuran, dan lingkungannya. Menurutnya terdapat permintaan tinggi karena umur simpan kupu-kupu yang pendek.

Sedangkan berdasarkan Program PBB tentang Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (UN-REDD), tujuan utama proyek ini adalah untuk menghubungkan pengembangan dan konservasi kawasan hutan.

Selain kupu-kupu, Desa Gede juga terkenal dengan reruntuhan kuno yang terdiri dari rumah-rumah mewah, masjid, dan rumah-rumah yang diperkirakan berusia sekitar 800 tahun. (rol)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry