Perwakilan mahasiswa PPG berfoto bersama Rektor Unusa Prof Achmad Jazidie dan Dekan FKIP, Muhammad Thamrin Hidayat usai pelantikan dan pengambilan sumpah PPG Dalam Jabatan, Rabu (15/3/2023). DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Kembali, sebanyak 210 mahasiswa program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dilantik dan diambil sumpah, Rabu (15/3/2023).

Rektor Unusa, Prof Achmad Jazidie memimpin sumpah didampingi Dekan FKIP, Dr Muhammad Thamrin Hidayat.

Mahasiswa yang dilantik itu  berasal dari 29 kabupaten di Jawa Timur, 3 Kabupaten di Sumatera Selatan dan 2 Kabupaten Jawa Tengah. Sebelumnya, mereka telah dinyatakan lulus ujian nasional yang dilaksanakan Direktorat Jenderal (Dirjen) PPG, Kemendikbudristekdikti.

Rektor Prof Achmad Jazidie mengatakan untuk terus berusaha mengingat-ingat dan meresapi dalam sanubari masing0masing terhadap sumpah dan jani yang telah diucapokan sebagai guru professional.

“Saat ini tugas kita sebasgai guru sangat berat di tengah perubahan dan krisis etis yang terjadi di masyarakat. Sebagai guru professional kita harus memberi bekal kepada peserta didik agar hal yang kini telah terjadi tidak dilakukan oleh peserta didik,” katanya.

Rektor mengingatkan ada tiga budaya yang harus disampaikan kepada peserta didik agar krisis etik saat ini tidak terjadi. Pertama menyampaikan tentang budaya bersalah, kedua budaya malu dan ketiga budaya takut. Kita harus menenamkan kepada peserta didik tiga budaya tersebut.

“Tugas kita sebagai pendidik ditingkat paling dasar sungguh amat berat dan tidak ringan. Di pundak para gurulah masa depan negeri ini, karena kita menyiapkan generasi mendatang,” katanya.

Diungkapkannya, bahwa guru sebagai bagian dari tenaga kependidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Tujuan lembaga sekolah dapat dicapai secara maksimal apabila tenaga guru memiliki profesionalisme yang telah ditetapkan, meliputi profesionalisme pedagogik, sosial, profesional dan profesionalisme kepribadian.

“Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiaannya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral dan spiritual,” jelasnya.

Rektor menambahkan, bahwa profesionalisme seorang guru merupakan hal yang harus dimilliki setiap guru. Karena guru adalah aset nasional intelektual bangsa dalam pelaksanaan pendidikan yang mempersiapkan pengembangan potensi peserta didik dalam rangka melahirkan sumber daya manusia yang mampu, cerdasdan terampil serta berakhlak mulia guna menunjang peran serta dalam pembangunan.

Di sisi lain untuk mencapai suatu profesionalisme bukanlah yang mudah, tapi harus melalui suatu pendidikan dan latihan yang relevan dengan profesi yang ditekuni. Dari profesional guru maka bisa timbul minat dari peserta didik untuk belajar.

Dekan FKIP Dr Muhammad Thamrin Hidayat meminta para guru profesional agar meningkatkan kemampuan literasi dasar. Yakni kemampuan literasi membaca, mentulis dan berhitung, menjadi kemampuan berpikir kritis, kreatif, menemukan stock learning, inkuiri, memecahkan masalah, mengatasi perbedaan dan mengatasi berbagai perbedaan gagasan, hingga menggunakan metodologi  pembelajaran yang beragam.

“Ini semua adalah karena tuntutan revolusi industri 4.0 saat ini. Karena itu, para guru harus selalu belajar. Sebab, belajar harus dilakukan sepanjang hayat. Dosen dan guru harus melakukan riset tentang produk-produk yang mendukung profesinya,” katanyya.

Abad 21 ini, kata Thamrin menambahkan, perlu menyiapkan diri agar mampu menghadapi tantangan yang semakin kompleks. “Pembelajaran dapat dilihat, diamati, diungkapkan, dirancang, dilaksanakan, dinilai bahkan ditentukan pemecahan masalahnya,” ungkapnya.

Thamrin mengungkapkan, tidak ada guru profesional yang tidak ada tantangan. Karena itu, ia mengajak agar para guru menjadikan keluarga dan teman sejawat sebagai kekuatan dan teman berdiskusi dalam memecahkan berbagai persoalan.

“Saya yakin, dari wajah-wajah, terlihat keceriaan, apalagi dalam ruangan ini. Di dalam mapmu ada sertifikat pendidik, ada kalimat sebagai guru profesional. Sekali lagi kita berbahagia dan bangga. Catatan kami, tolong jangan sampai melupakan sumpah yang sudah diambil,” ungkap Dekan FKIP.

Thamrin juga memberikan selamat kepada seluruh guru profesional. “Saya atas nama civitas akademika Unusa, khususnya dari  FKIP Unusa menyampaikan selamat kepada teman-teman lulusan PPG Unusa. Selamat berbahagia bersama keluarga. Kebahagiaan dan kebanggaan guru adalah kebahagiaan dan kebanggaan kami semua,” ujarnya. ril/hms

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry