Rektor Unusa Prof Achmad Jazidie, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Kependudukan Jatim, Andriyanto dan Kepala Kantor Perwakilan Unicef Surabaya Ermi Ndoen saat melaunching Bersama UNICEF, Unusa Dukung Gizi Ibu Hamil, Anak dan Remaja di Jatim, Selasa (22/6/2021) malam. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Gizi buruk (stunting) pada anak di Jawa Timur masih jadi masalah yang sampai saat ini harus diperhatikan secara serius. Terutama yang terjadi di beberapa daerah yang angkanya masih sangat tinggi.

Karena itu, program penanganan gizi buruk ini harus dilakukan secara bersama dan membutuhkan kerjasama berbagai pihak.

UNICEF sebagai lembaga dunia yang menangani permasalahan anak-anak di dunia menunjuk Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) untuk melakukan langkah penanganan gizi buruk pada anak itu di beberapa daerah di Jawa Timur.

Ditunjuknya Unusa, dikatakan Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Surabaya, Ermi Ndoen, pemilihan Unusa untuk penanganan stunting ini karena dari proposal yang diajukan ke UNICEF. Dari proposal itu, Unusa dengan yakin bisa menangani masalah stunting ini.

“Kami tertarik dengan proposal yang diajukan. Dan kami setujui itu untuk Unusa menjalankan langsung apa yang sudah dituliskan dalam proposal agar permasalahan gizi buruk ini bisa diatasi, terutama di beberapa daerah yang sudah ditentukan,” ujar Ermi di acara Bersama UNICEF, Unusa Dukung Gizi Ibu Hamil, Anak dan Remaja di Jatim, Selasa (22/6/2021) malam.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Unusa sendiri untuk menjalankan program yang diamanatkan UNICEF ini, bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur.

Andriyanto selaku Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Kependudukan Pemprov Jatim mengatakan dengan jumlah penduduk sebanyak 41 juta lebih, Jatim memiliki beragam budaya dan adat istiadat.

“Sehingga penanganan stunting di beberapa daerah itu akan berbeda di satu daerah dan daerah lainnya. Sehingga memang perlu pendekatan secara adat dan budaya,” ujarnya.

Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie, MEng, UNICEF memilih Unusa untuk berperan penting dalam penanganan masalah gizi buruk ini sangat tepat. Karena Unusa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang sangat mumpuni.

“Dosen dan mahasiswa kami lengkap, kedokteran, keperawatan, kebidanan, gizi dan semuanya. Sangat berhubungan erat dengan masalah gizi ibu, anak dan remaja,” tukas Prof Jazidie.

Apalagi kata Prof Jazidie, Unusa memiliki komitmen yang kuat dengan UNICEF untuk menangani masalah gizi di Jawa Timur.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unusa, Achmad Syafiuddin mengatakan, untuk program dengan UNICEF ini, akan dilakukan edukasi masalah gizi ke masyarakat di delapan kabupaten/kota di Jatim. Yakni Lumajang, Jombang, Bondowoso, Tulungagung, Blitar, Sidoarjo, Bojonegoro dan Surabaya.

Dalam hal ini, Unusa akan menitikkan pada empat program di antaranya gizi remaja dan  gizi saat bencana. “Kita akan melibatkan empat fakultas yakni Kedokteran, Keperawatan dan Kebidanan, Kesehatan dan Ekonomi Bisnis Teknologi Digital,” tandasnya.

Dalam hal ini kata Syafiuddin, Unusa dan tim akan berupaya untuk memberikan edukasi pada masyarakat agar jangka panjangnya angka gizi buruk ini bisa menurun. “Karena kalau zero stunting itu tidak mungkin terjadi di satu daerah. Sehingga edukasi yang sekarang dilakukan untuk sebuah target di masa mendatang,” ungkapnya. end/ril

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry