SURABAYA | duta.co – Program studi S1 Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) bekerjasama dengan Unusa Language Center (ULC) dan Fakultas Tadris Umum Universitas Zainul Hasan (Unzah) Probolinggo menggelar workshop TOEFL ITP daring, Senin (8/3/2021).
Acara ini digelar sebagai salah satu bentuk untuk mempererat kerja sama antara Unusa dengan Unzah.
Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie, MEng mengapresiasi acara tersebut. “Saya berharap kerja sama ini tidak hanya dengan FKIP Unusa, tapi juga dengan fakultas lain di lingkungan Unusa,” jelasnya, Selasa (9/3/2021).
Sementara itu, Dekan Fakultas Tadris Umum Universitas Zainul Hasan Probolinggo, Zainuddin, MPd menyambut baik workshop tersebut. Dikatakannya, kegiatan itu sebagai salah satu bentuk kerjasama secara nyata. “Workshop ini merupakan salah satu wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kami berterima kasih kepada Unusa yang telah berkenan menjalin kerja sama ini,” ungkapnya.
Dalam acara tersebut, menghadirkan narasumber Beny Hamdani yang seorang english lecturer, english translator, TOEIC/TOEFL/IELTS trainer.
Dikatakan Beny, TOEFL ITP popular di 200 negara dan diakui 10 ribu organisasi secara global. Sertifikat TOEFL ITP yang diakui berlisensi ETS global. “Dalam mempersiapkan tes TOEFL ITP, harus berawal dari keyakinan yang kuat untuk bisa, sering melihat berita luar negeri seperti POI, kemudian belajar materi TOEFL ITP, dan memperbanyak kosakata,” ungkap Beny.
Beny menambahkan, TOEFL ITP ini dibutuhkan mahasiswa dan dosen yang akan melanjutkan studi ke luar negeri atau yang akan bekerja ke luar negeri. “Perlu diingat TOEFL ITP ini lebih banyak menggunakan aksen Amerika. Jika mahasiswa Unusa yang akan melanjutkan studi ke luar negeri harus memiliki TOEFL ITP minimum skor 550. Sedangkan untuk bekerja, skor minimalnya sebanyak 500,” ungkap Beny. ril/hms
