Rapat redaksi duta Masyarakat dan duta.co. (FT/Faizal)

SURABAYA | duta.co – Ada yang baru di Harian Umum Duta Masyarakat dan website duta.co, edisi Selasa 7 Februari 2023. Ini terkait acara puncak resepsi Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) yang terpusat di GOR Sidoarjo, Jawa Timur.

“Pada hari itu (Selasa 7 Februari 2023), seluruh halaman Koran Duta Masyarakat, beritanya tentang NU. Mohon maaf, berita umum — baik bersifat nasional mau pun daerah — seperti politik, nasional, hukum, kesehatan, ekonomi, pendidikan, kriminalitias,  kita pending (tunda) sejenak,” demikian Eko Pamuji, General Manager (GM) Duta Masyarakat dan duta.co, saat memimpin rapat redaksi, Kamis (26/1/23).

Menurut doktor komunikasi jebolan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini, puncak Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU), adalah moment yang super langka. “Belum tentu kita bertemu dengan puncak Harlah 2 Abad NU, seratus tahun lagi. Di sisi lain, Duta Masyarakat dan duta.co pembacanya mayoritas nahdliyin, maka, wajib bagi kita untuk menyuguhkan yang terbaik bagi pembaca,” terangnya.

Lelaki yang juga menyandang sarjana bahasa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu, kemudian membreakdown konten yang bakal disuguhkan bagi pembaca. “Saya mohon kepada Pak Pemred (Mokhammad Kaiyis) untuk mengisi halaman 1. Intinya menggambarkan ‘jalan terjal’ yang harus dilalui NU dari zaman kepemimpinan Mbah Hasyim-Hasan Gipo sampai KH Yahya Cholil Staquf-KH Miftachul Akhyar. Dinamikanya seperti apa? Lalu, apa titik fokus PBNU sekarang,” tambahnya.

Santri Mbah Hasyim

Dan, seluruh (4) halaman berwarna, tegasnya, menjadi prioritas angle tertentu. Misalnya, bagaimana NU berjibaku di dunia pendidikan, kemajuan NU di bidang kesehatan, bidang ekonomi, budaya. “Nahdliyin (pembaca) perlu tahu, sejauh mana sepak terjang NU selama ini,” urainya.

Eko kemudian membagi tugas wartawan yang berada di Gerbangkertosusilo (Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan). “Ini area terjangkau. Tidak boleh banyak alasan. Seluruh wartawan Duta Masyarakat dan duta.co di area itu, absen (cek fisik kehadiran) di GOR Sidoarjo. Titik,” kata Eko sambil melirik Soepi’i wartawan Duta Masyarakat Gresik.

Ia menambahkan, bahwa, sebagai wartawan Duta, tentu ingin tergolong sebagai santri Mbah Hasyim, muassis NU. “Wasiat beliau: ‘Siapa yang menghidupi NU, maka akan aku akui sebagai santriku.’ Nah, sebagai insan pers, wartawan nahdliyin, kita wajib untuk ikut serta mengiringi perjalananan NU, notabene perjuangan para kiai,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry