Rektor Untag Surabaya, Prof Mulyanto Nugroho (tengah) bersama Tim Untag Surabaya yang mewujudkan Desa Wisata Religi di Jombang. DUTA/ist

JOMBANG | duta.co – Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya terus berupaya dalam akselerasi dan penguatan Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya di bidang pengabdian masyarakat.

Salah satunya dengan mengembangkan Desa Wisata Religi Pucangan di Desa Cupak, Kabupaten Jombang. Desa Wisata yang diresmikan Rektor Untag Surabaya, Prof Mulyanto Nugroho Minggu (9/10/2022) lalu itu bagian dari hibah matching fund yang diraih Fakultas Ekonomi dan Bisnis dari Kemendikbudristekdikti 2022.

Desa Cupak adalah desa terpencil di Kecamatan Ngusikan, namun desa itu memiliki potensi wisata religi berbasis alam di atas perbukitan yang asri, indah dan mempesona.

Menelisik dari sejarah, Bukit Pucangan merupakan petilasan prasasti peninggalan pemerintahan Prabu Airlangga yang kini berada di India, yakni Prasasti Batu Pucangan.

Desa Wisata di situs peninggalan Raja Airlangga di Jombang yang diperkenalkan Untag Surabaya. DUTA/ist

Pemkab Jombang menyambut baik apa yang dilakukan tim Untag Surabaya. Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Dispora) Kabupaten Jombang, Inggit menjelaskan  Desa Cupak memiliki situs-situs bersejarah sebelum lahirnya Majapahit.

“Desa Cupak ini memiliki potensi wisata yang begitu besar, karena terdapat situs-situs bersejarah, salah satunya makam Dewi Kilisuci yang menurut sejarah merupakan Putri Mahkota Prabu Airlangga Kerajaan Kahuripan tetapi memilih untuk menjadi pertapa karena menderita penyakit kedhi alias tidak pernah menstruasi sehingga kemudian dianggap wanita suci pepunden tanah jawi,” katanya.

Inggit menuturkan kirab tersebut merupakan kearifan budaya lokal setempat dan menjadi uri-uri adat istiadat yang dilaksanakan setiap tahun serta masih dilestarikan hingga sekarang.

“Dalam sistem kepercayaan dan adat istiadat Desa Cupak bahwa setiap tahunnya bertepatan dengan waktu penggantian lawon atau kain penutup batu makam Dewi Kilisuci dilakukan pula kirab pusaka berupa tiga tombak, satu trisula dan tujuh sumber air yang diarak mengelilingi desa supaya desa tersebut aman dan tentram,” terang Inggit.

Inggit menambahkan, dalam upaya pelestarian budaya tersebut dilakukan akulturasi budaya dalam kesenian sehingga bisa menjadi daya tarik masyarakat untuk ikut memeriahkan Uri-uri Adat Istiadat tersebut.

“Untuk menarik minat masyarakat dalam melestarikan budaya kirab pusaka, kami mengemasnya dalam kesenian. Tahun ini kami mengemas dalam Seni  Drama, Tari, dan Musik yang menceritakan Dewi Kilisuci,” katanya.

Ketua Matching Fund FEB Untag Surabaya, Prof Tri Ratnawati mengaku sangat tertarik dengan potensi yang dimiliki Desa Cupak dan telah membentuk tim yang berisikan tujuh PIC/devisi.

Pihaknya juga telah mendokumentasikan kearifan budaya lokal tersebut sebagai salah satu media promosi potensi Wisata Desa Cupak kepada masyarakat.

“Kami telah mengambil video attraction pada prosesi kirab kemarin melalui divisi seni yang dikoordinatori oleh I.G.N. Andhika Mahendra, S.E., M.M., Selain itu rencananya ke
<span;>depan tim kami akan membuatkan buku yang mengupas sejarah Dewi Kilisuci putri dari Prabu Airlangga dan sendang-sendang yang ada di Desa Cupak,” ujar Kepala Prodi Doktor Ilmu Ekonomi Untag Surabaya.

Mengusung proposal dengan judul Model Pemberdayaan Heksagonal Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis UMKM Unggul Menuju Desa Wisata Cupak Sejahterah Kab Jombang, Tim Matching Fund FEB Untag Surabaya telah melakukan berbagai kegiatan sejak Agustus lalu.

Kegiatan tersebut merupakan implementasi program penguatan dan pengembangan kesejahteraan Desa Wisata Cupak, di antaranya pengembangan UMKM dan SDM.

“Bersama dengan tujuh PIC, kami telah merancang dan menerapkan model pemberdayaan heksagonal, antara lain menjembatani kemudahan kredit bagi UMKM bersama BPR Jombang, hingga melakukan pendampingan diversifikasi produk porang bersama PT Agrindo dan anyaman pandan bersama Juli Art, serta mengajak pengusaha tour dan travel untuk bekerja sama, sementara itu kami juga melakukan pelestarian kesenian budaya setempat bersama Dispora Kab. Jombang,” tambahnya.

Selain itu, Prof Tri dan Timnya juga melibatkan puluhan dosen dan ratusan mahasiswa, Untag Surabaya juga telah melakukan pendampingan dalam mengembangkan Desa Wisata Cupak secara mandiri. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry