SEMINAR : Rektor UWG Prof Dr Ir Iwan Nugroho MSc saat membuka seminar internasional 'Smart Innovation and Green Technology for Industry 4.0'. (duta.co/dedik ahmad)

MALANG | duta.co – Universitas Widyagama (UWG) Malang sudah menentukan bidang unggulannya sesuai aturan baru Kemenristekdikti, bahwa setiap Perguruan Tinggi harus menentukan bidang unggulan. Maka Entrepreunership yang diusung kampus ini.

Menurut Rektor UWG, Prof Dr Ir Iwan Nugroho Nugroho MS, seusai acara seminar internasional yang bertajuk ‘Smart Innovation and Green Technology for Industry 4.0’. Diselenggarakan Rabu (02/10), di Widyagama Hall. Bahwa perguruan tinggi yang dipimpinnya telah menentukan bidang unggulan, yakni Entrepreunership.

“Dalam penerapannya, seluruh fakultas yang ada harus mengarah ke Entrepreunership,” ungkap Prof Iwan.

Lebih lanjut orang nomer satu di UWG membeberkan, perkuliahan di seluruh Fakultas yang dipimpinnya mengarah kepada bidang Entrepreunership. Ia kemudian mengambil contoh, Fakultas Pertanian mengarah pada Entrepreunership.

Demikian pula, Fakultas Ekonomi serta Teknik yang mengarah kepada teknologi tepat guna yang mendukung dari Entrepreunership. Demikian pula Fakultas Hukum, yang menguatkan kelembagaan UMKM yang mengarah ke Entrepreunership.

Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Prof Dr Ocky Karna Rajasa MSc, dalam kesempatan tersebut menyatakan, bahwa pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0.

Diantara kebijakan Kemenristekdikti ialah menyiapkan SDM unggul, termasuk menyiapkan riset berbasis Revolusi Industri 4.0. Seperti Big Data, Robotik, dan aspek humanismenya.

“Terdapat tiga aspek dalam menghadapi tantangan jaman tersebut, yakni Big Data, Teknologinya dan Literasi Human,” tukas Prof Ocky.

Ia menandaskan, sehebat apapun teknologi namun harus tetap mengedepankan sisi humanismenya. Apalah artinya perubahan teknologi jika merubah karakter bangsa.

Persiapan dalam menyongsong Revolusi Industri 4.0 juga diterapkan di jenjang perguruan tinggi. Salah satunya dengan penerapan Blended Learning, yakni pembelajaran campuran antara tatap muka dan daring. Dimana diterapkan pula kebijakan 1 profesor berbanding seribu mahasiswa. Sistem perkuliahan bisa menggunakan teknologi daring. Tidak harus beratap muka.

“Jadi langkah uang kita tempuh adalah SDM diperkuat, sistem pembelajaran direvisi atau istilahnya reorientasi kurikulum, dan menerapkan riset yang relevan dengan tantangan Revolusi Industri 4.0.” pungkasnya. dah

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry