Prof Dr Ali Mohamed Zaki, ilmuwan muslim dari Mesir. (FT/geloranews)

JAKARTA | duta.co – Pemerintah, kadang, mendahulukan rasa aman, ketimbang bahaya yang mengancam. Itulah yang terjadi saat pertama kali ditemukan virus corona oleh Prof Dr Ali Mohamed Zaki, ilmuwan muslim dari Mesir.

Belum lama, delapan tahun lalu, 2012, virus Corona itu berhasil diidentifikasi Prof Ali. Saat itu, Ali masih menjabat sebagai kepala laboratorium virus rumah sakit Dr Soliman Fakeeh, Jedah, Arab Saudi.

Dikutip detik.com dari Nature Middle East, rumah sakit swasta tersebut punya laboratorium virus setelah menangani kasus demam berdarah Krimea -Kongo pada 1990. Ali kemudian bekerja untuk membangun lab tersebut dengan memanfaatkan tiga ruang kosong di lantai enam rumah sakit.

Dikutip dari The Guardian, Ali awalnya mendapat panggilan dari dokter yang sedang menangani pasien berusia 60 tahun yang mengalami pneumonia parah akibat virus. Ali diberi tugas mengidentifikasi jenis virus tersebut.

Semua hasil tes yang dilakukan Ali menunjukkan hasil negatif, sehingga sampel dahak pasien kemudian dikirim ke Erasmus Medical Centre di Rotterdam. Sambil menunggu hasilnya, Ali melakukan tes lagi yang menunjukkan hasil positif.

Hasil tes menunjukkan virus tersebut berasal dari keluarga patogen yang disebut coronavirus. Serangan virus bisa mengakibatkan demam biasa, namun juga bisa menyebabkan SARS. Ali kemudian memberi tahu Erasmus supaya waspada.

Hasil tes Erasmus membenarkan virus tersebut berasal dari famili coronavirus. Namun virus tersebut beda dan belum pernah dilihat dalam keluarga corona virus sebelumnya.

Malah Dipecat

Setelah mengetahui bahaya virus corona, Ali mengunggah hasil identifikasinya di proMED, sistem pelaporan internet untuk berbagi kasus infeksi dan outbreak dengan cepat. Sistem yang bisa diakses peneliti dan kantor kesehatan publik ini memungkinkan info peringatan dini pada masyarakat. Sayangnya yang dilakukan Ali berbuah pahit, karena dia dipecat dari pekerjaannya saat sedang pulang kampung ke Mesir.

“Pemerintah setempat tidak suka kasus ini muncul di proMED dan memaksa rumah sakit menghentikan kontrak saya. Selanjutnya saya terpaksa meninggalkan pekerjaan saya karena identifikasi dan menyebarkan info adanya virus berbahaya. Tapi ini adalah tugas saya dan virus tersebut berbahaya,” kata Prof Ali. (dtc,tg)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry