HOAX : dr. Sukma Sahadewa saat memberikan penjelasan saat ngopi bareng (Nanang .P Basuki/duta.co)

KEDIRI|duta.co – Dalam sepekan ini, sejumlah akun disinyalir memakai identitas palsu atau abal – abal menyampaikan sejumlah kabar hoax terkait dr. Sukma Sahadewa, SH., MH., M.Sos., M.Kes., CHt., CLA. Lelaki kelahiran Plosoklaten Kabupaten Kediri dibesarkan di keluarga Nahdlatul Ulama. Ditemui disela – sela acara ngopi bareng di Loji Cafe pada Minggu (15/03), mengaku telah memaafkan dan meminta bentuk provokasi di dunia maya berdampak kegaduhan ini dihentikan.

Sangat bijak penjelasan disampaikan dr. Sukma saat menggelar pertemuan dengan sejumlah tokoh LSM, perwakilan partai, advokat dan sejumlah media. Dikemas dalam acara ngopi bareng ini, selain memberikan kesempatan untuk tabayyun, juga disampaikan sejumlah harapan bila nanti diberi amanah menjadi kepala daerah.

“Dalam catatan ada sedikitnya sembilan item berusaha menyampaikan kabar hoax, mulai dari pemakaian logo partai, bahwa saya masih saudara Bupati Kediri, kemudian acara baksos ada tarif biayanya hingga menjadikan saya prihatin. Adanya ikrar menolak saya maju sebagai calon Bupati Kediri. Makanya melalui group MKLB kemudian saya sampaikan undangan pertemuan, namun faktanya tidak ada yang hadir,” jelasnya.

Namun sebenarnya, pesan ingin disampaikan kepada pemilik akun tersebut, untuk menghentikan ujar kebencian yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. “Bila kemudian sudah kami ajak tabayyun, telah kami maafkan dan kemudian masih memunculkan kabar menjadikan kegaduhan. Kami telah menyiapkan tim advokasi yang siap memperkarakan hal tersebut. Marilah kita kawal pemilihan bupati ini sebagai ajang pesta demokrasi, bahwa rakyat diberi pilihan untuk menentukan siapa yang layak menjadi kepala daerah. Akan membawa perubahan pada lima tahun ke depan,” terang dr. Sukma.

Persoalan pendidikan, kesehatan, menjaga kebudayaan, penerapan tekhnologi pertanian, peningkatan prestasi dalam olahraga serta kegiatan kepemudaan, justru harus mendapat perhatian khusus. “Acara baksos ini padahal telah lama kami jalankan namun kenapa, kini justru dipertanyakan dan malah dikabarkan penerima bantuan harus mengganti sejumlah uang. Saya sebenarnya merasa prihatin, namun atas permasalahan ini menjadikan hikmah untuk kami. Justru orang – orang yang mendukung kami merasa tidak terima namun berusaha kami redam,” ungkapnya. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry