PONTIANAK | duta.co – Dalam rangka untuk memperkuat nilai-nilai keislaman di Kalimantan Barat bagi para kader Penggerak Nahdlatul Ulama (NU), maka Lakpesdam Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pontianak menggelar Webinar yang membahas tentang ‘Jejak-jejak Penyebaran Islam di Kalimantan Barat bersama Narasumber dari Dosen UNUSA, Dr. A. Ginanjar Sya’ban.

Pada kegiatan ini mengundang segenap alumni Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) Angkatan I, baik secara online maupun offline.

Untuk offline diikuti oleh peserta bertempat di Pondok Pesantren Al-Mujtahid Jalan Parwasal Pontianak Kalimantan Barat (Kalbar). Sedangkan untuk online diikuti melalui aplikasi zoom meeting, pada Sabtu, 23 April 2022 malam.

Pada kesempatan itu, Dr. A. Ginanjar Sya’ban menyampaikan, bahwa pentingnya untuk mengingat sejarah perjuangan para Ulama Nusantara yang menyebarkan Islam di Kalimantan Barat.

Kata dia, dalam mengingat para Ulama Nusantara di Kalbar ini, maka para kader Penggerrak Nahdlatul Ulama harus bisa merawatnya, seperti melaksanakan haul dan merawat makam para ulama di Kalimantam Barat.

“Seperti Syekh Ahmad Khatib Sambas yang merupakan seorang Ulama Nusantara asal Kalimantan Barat yang menyatukan Thariqat Qadarariyah dan Naqsabandiyah dan banyak ulama Nusantara yang berasal dari Kalbar yang sangat penting untuk diingat,” ujarnya dalam menyampaikan materi via Zoom pada Sabtu, 23 April 2022.

Terkhusus kata Dosen UNUSA ini, jejak perjuangan Ahlussunah Wal Jamaah (Aswaja) yang disebarkan oleh Ulama Nusantara itu sangat penting untuk dirawat.

“Kebesaran dalam peradaban Nahdlatul Ulama ini dan jika ingin menghidupkan NU, maka hidupkan rekam jejak perjuangan para Aulia’ Allah,” lanjutnya.

Selain itu, yang tidak kalah pentingnya kata alumni kampus Kairo Mesir ini, agar NU di Kalbar bisa membuat manakib atau menuliskan rekam jejak penyeberan Islam di Kalimantan Barat.

“Perlu dijadikan manakib atau sebuah buku agar bisa dibaca oleh regenerasi anak cucu kita nanti,” jelasnya.

Sementara itu, Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif menyambut baik atas saran yang disampaikan oleh Dr. Ginanjar Sya’ban tersebut.

Bahkan Dr. Syarif siap memfasilitasi PCNU melalui Lakpesdam NU Kota Pontianak untuk berkolaborasi dengan kampus IAIN Pontianak.

“Kita menyambut baik rencana ini dan nanti bisa melaksanakan riset bersama dan penelitian bersama dengan IAIN Pontianak LP2M, PCNU Kota Pontianak, Lakpesdam Kota Pontianak dan Kiai Ginanjar dan Syafaruddin Usman selaku sejarawan untuk menukik tentang sejarah masuknya Islam ke Kalimantan Barat. Sehingga ini menjadi tugas kita bersama, terkhusus bagi Lakpesdam PCNU kota Pontianak,” tukasnya.

Selain itu, Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Kota Pontianak Aminullah menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan Follow-Up alumni PKPNU Kota Pontianak Angkatan I.

“Lakpesdam NU akan terus fokus untuk mengawal pengembangan sumber daya manusia terkhususnya Kader NU. Salah satunya melaksanakan PKPNU Angkatan I segemen Alumni Pondok Pesantren sebelum Moratorium dikeluarkan oleh PBNU,” ungkapnya.

 

 

CEO KALBAR SATU ID itu pun menambahkan, Lakpesdam NU Pontianak akan melaksanakan PKPNU angkatan berikutnya.

“Sambil menunggu moratorium dicabut oleh PBNU dan konsep pengkaderan yang disiapkan oleh Pengurus Pusat Lakpesdam NU, kami di tingkat cabang telah menyiapkan strategi dan teknis rekrutmen pengkaderan NU di lokal,” pungkasnya. (*)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry