Rektor UIN Maliki Malang, Prof Dr H Abd Haris MAg (kiri) saat menjadi Host dalam acara Syiar Ramadhan, bertajuk The Power of Digitalization in Islamic University Development.

MALANG | duta.co – Universitas Islam Negeri (UIN) Malang tengah berupaya menuju Smart Islamic University. Salah satu komponen untuk arah kesana ialah dengan digitalisasi seluruh layanan pendidikan di dalamnya. Hal tersebut dibedah dalam Syiar Ramadhan yang bertajuk “The Power of Digitalization in Islamic University Development”.

Menurut narasumber dalam dialog Syiar Ramadhan tersebut, Dr H Zulfi Mubaraq MAg, bahwa digitalisasi sejatinya telah ada di zaman Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam. Di mana salah satu sahabat mendokumentasikan wahyu-wahyu Alquran dalam bentuk tulisan. Ayat-ayat Kitabulloh tersebut dituangkan dalam tulisan di daun maupun pahatan batu.

“Itulah bentuk literasi pertama dalam sejarah dunia Islam, yang kemudian dikembangkan dalam bentuk cetak di buku,” ungkap Zulfi Mubaraq.

Ditimpali Dr H Langgeng Budianto MPd, yang menjadi narasumber kedua, bahwa dalam dunia pendidikan sendiri perkembangan digitilasi sudah terintegrasi dalam pengajaran interaktif. Format pembelajaran sudah tidak lagi terbatas ruang, dimana pun dapat diakses. Baik dalam bentuk virtual maupun berformat konfrensi.

“Sejatinya ini menunjukan digitalisasi sudah menjadi kebutuhan dalam pendidikan. Selain tuntutan zaman, juga merupakan keefektifan dalam proses belajar mengajar,” ujar Langgeng.

Fachrul Kurniawan MMT, menambahkan, penguatan rencana digitilisasi kampus menjadi Smart Islamic University melalui berbagai sosialiasi. Hal ini agar seluruh sivitas akademika ikut berkontribusi. Tahapan-tahapan pelaksanaan juga telah dijalani.

Dr H Uril Bahruddin MA menambahkan, penguatan rencana merupakan batu-bata pokok dalam fondasi digitalisasi kampus. Dimana pada tahapan awal dimulai dengan kerjasama antar perguruan tinggi dalam maupun luar negeri, tentunya yang sudah berpengalaman. Termasuk merangkul  perusahaan dan BUMN yang memiliki pengalaman juga sama-sama bernuansa Islam.

“Jadi kerjasama dengan pihak luar tidak lagi berorientasi pada untung rugi. Namun didasari nilai ibadah yang tinggi,” ujar Uril yang juga Wakil Rektor IV, bidang kerjasama. (adv/dah)