Peserta workshop mengolah pewarna dan menunjukkan hasil olahan warnanya saat mengikuti pelatihan pewarnaan alam menggunakan pewarna dari daun tanaman Indigovera (Strobilantes cusia), di Universitas Surabaya (Ubaya), Surabaya, Selasa (18/7). DUTA/Wiwiek Wulandari

SURABAYA| duta.co– Fakultas Industri Kreatif (FIK) Universitas Surabaya bekerja sama dengan Pusat Bisnis dan Industri (PUSBIN)  menggelar workshop Pewarnaan Alam, Selasa (18/7). Dengan belajar teknik pewarnaan Shibori, peserta diajak menggunakan pewarna dari daun tanaman indigovera jenis Strobilantes Cusia.

Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh semangat dari pecinta fashion yang getol selama 4 tahun terakhir mengajak praktisi fashion menggunakan natural dyeing techniques demi mengurangi penggunakan bahan kimia sebagai media pewarna. Dengan bertemakan green product, FIK Ubaya turut serta mengajak masyarakat Surabaya mulai menggunakan pewarna dari bahan alam dalam mengaplikasi warna pada kain sehingga limbah tetap ramah lingkungan.

Teknik Shibori asli  Jepang ini, merupakan cara mewarnai pada kain dengan beberapa teknik untuk menghasilkan nuansa, pola, dan hasil yang berbeda. Teknik yang akan diajarkan yaitu itajime shibori (melipat), ori nui shibori (jelujur), kanoko shibori (ikat). Sedangkan pewarna alaminya diolah dari daun tanaman indigovera jenis Strobilantes Cusia yang akan menghasilkan warna biru. Saat workshop hasil olahan daun  tanaman indigovera dan juga kayu secang yang akan menghasilkan warna merah diolah dalam bentuk pasta.

Marina Gosali selaku pakar pewarnaan alam serta penggiat seni dan bisnis shibori akan menjadi narasumber dalam workshop kali ini yang diikuti oleh 15 peserta dari siswa SMA, komunitas kreatif dan alumni FIK Ubaya. Masing-masing peserta akan mendapatkan kain katun berwarna putih sepanjang 2 meter, jarum, benang, tali pengikat dan pewarna.

Setelah mendengarkan penjelasan singkat dari narasumber tentang shibori, peserta membuat pola   seperti dilipat atau dijelujur atau diikat, kemudian dicelupkan ke cairan mordant supaya serat kain melonggar baru di masukkan ke pewarna biru dari olahan daun tanaman indigovera jenis Strobilantes Cusia dijemur dan dibawa pulang masing – masing peserta. Untuk mencapai tingkat kecerahan warna yang sama dengan bahan kimia, teknik pencelupan  warna harus diulang sebanyak 4-5 kali.

“Hasil belajar hari ini akan digunakan untuk bahan research fashion awal yang akan terus dikembangkan khusunya tentang pewarnaan. Kedepan, hasil penelitian ini akan dipakai untuk mendesain pakaian di beberapa mata kuliah,” ungkap Guguh Sujatmiko S.T., M. Ds. selaku ketua acara. (wik)