MALANG | duta.co – Universitas Brawijaya (UB) Malang sebagai perguruan tinggi besar merasa terpanggil untuk ikut memerangi Covid-19. Lewat webinar internasional yang menghadirkan peneliti Inggris, juga Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Staf Khusus Menteri Keuangan, mereka mengupas kebijakan vaksinasi dan pemulihan ekonomi akibat pandemi.

Webinar Series #2 bertajuk Vaksinasi Covid-19 Siapkah Kita : Kesehatan dan Ekonomi digelar UB Sabtu, (27/02/2021). Disiarkan melalui Live Zoom dan YouTube Streaming Universitas Brawijaya dan UBTV. Dalam seminar ini membahas kebijakan Pemerintah yang menggalakkan program vaksinasi, tidak hanya untuk kesehatan masyarakat, juga sebagai upaya pemulihan ekonomi.

Seperti yang disampaikan dr. Asri Maharani, MARS, Ph.D, peneliti dari Universitas Manchester Inggris. Bahwa vaksin berguna untuk mencegah penyebaran dan penularan. Jika sudah banyak orang yang sudah divaksin maka semakin sedikit pula orang yang terjangkit Covid-19.

“Animo masyarakat Indonesia sendiri sangat untuk disuntik vaksin. Tercatat 87 % mereka secara suka rela mengajukan diri untuk divaksin,” ungkap Asri Maharani.

Berkaca pada penanganan di Inggris, ketika hampir seluruh penduduknya sudah divaksin. Maka tingkat kasus di rumah sakit dan angka kematian akibat virus ini dapat ditekan hingga 56 %.

Pemerintah Inggris pun dengan optimis mengumumkan bahwa seluruh aktifitas dapat berjalan normal sekitar 21 Juni nanti. Ini lantaran program vaksinasi sudah dijalankan mulai September tahun lalu.

Sedangkan Ketua umum PB IDI, dr. Daeng M Faqih, S.H., M.H., menuturkan bahwa peredaran vaksin sudah melalui uji klinis oleh BPPOM dan dijamin oleh WHO. Juga disertai fase pembuktian klinisnya yang mengerucut pada hasil yang aman untuk manusia.

“Proses pembuatan sebuah vaksin melewati tahapan-tahapan yang ketat, hingga ketika sudah digunakan untuk masyarakat, terjamin keamanannya,” tandas Daeng Faqih.

Prof Candra Fajri Ananda, Staf Khusus Kemenkeu, menyampaikan tentang Vaksinasi dan Dampaknya pada sektor ekonomi. Pandemi ini diakui berdampak besar pada pembatasan aktivitas sosial maupun ekonomi masyarakat.

“Pemerintah banyak menggelontorkan berbagai kebijakan untuk mendongkrak ekonomi. Diantaranya dengan relaksasi pajak,” ujarnya.

Ia menuturkan pula, jika pertumbuhan ekonomi sangat disuport dari konsumsi rumah tangga. Salah satunya untuk menumbuhkan ekonomi keluarga, yakni dengan menggelontorkan BLT. Termasuk dana desa didorong digunakan agar konsumsi keluarga meningkat.

Ia berharap dengan langkah tersebut, pemulihan ekonomi di Indonesia segera membaik. Dimana diyakini sektor informasi, kesehatan, dan jasa pendidikan serta pertanian yang dapat menopang akan terus meningkat. (dah)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry