HILANGKAN STRES : Anak-anak Taman Pendidikan Alquran Ar Rasyid, Blega Bangkalan diajak untuk melakukan kegiatan positif agar tidak stres menghadapi pembelajaran jarak jauh. DUTA/ist

Pandemi Covid-19, bukan hanya membuat stres para orang tua atau orang dewasa, tapi anak-anak juga merasakan stres yang sama. Apalagi, mereka berada di bawah tekanan pembelajaran jarak jauh.

Karena itu, dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dari program studi S1 Keperawatan melakukan pengabdian masyarakat di Taman Pendidikan Alquran Ar Rasyid, Blega Bangkalan, agar bisa menurunkan stres pada anak di masa pandemi beberapa waktu lalu.

Permainan yang memberikan rasa rileks pada anak. DUTA/ist

Empat dosen Unusa yakni Syiddatul Budury,  Khamida dan Firdausi Zamhariroh dan Nadya Vita Luthfiana merasa prihatin dengan kondisi anak-anak saat pandemi ini. Anak-anak dikekang kebebasannya, apalagi sejak diberlakukannya pemabatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa daerah.

Karena itu, anak-anak juga merasakan stres yang luar biasa. Ditambah semua pembelajaran dilakukan secara online atau daring yang semakin membuat anak-anak terbebani. Aktivitas ke sekolah dan bermain dengan teman tidak bisa dilakukan lagi.

Tinggal di rumah dalam waktu yang cukup lama bukan sesuatu yang mengenakkan. Justru akan berisiko meningkatkan terjadinya masalah kesehatan mental, stres, aktivitas fisik terbatas, anak lebih banyak berada di depan TV atau bermain gadget, kangen main dengan teman di sekolah dan aktivitas di luar ruangan lainnya.

Untuk meminimalisir stres dan bosan serta meningkatkan gerak tubuh anak selama pandemi dan PSBB maka perlu dilakukan kegiatan yang dapat  mengurangi stres dan bosan serta kegiatan fisik  yang dapat meningkatkan konsentrasi dan reflek tubuh anak.

“Karena itu kami mencoba untuk mengedukasi anak-anak agar tidak stres saat harus di rumah saja selama pandemi ini,” kata Syiddatul Budury selaku ketua tim pengmas.

Para dosen ini pun mengajak anak-anak usia sekolah yang bergabung di Taman Pendidikan Alquran Ar- Rasyid, Blega Bangkalan untuk mengikuti kegiatan bermain walk and stop serta mengisi buku Mengenal Perasaan Anak.

Di tempat itu, ada sekitar 18 anak berusia antara 5 hingga 12 tahun yang mengaji mulai pukul 17.00 hingga 19.00 WIB. Para dosen itu pun mengajak anak-anak yang ada di tempat itu untuk melepaskan stres  mereka.

Caranya yakni dengan kegiatan walk and stop. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan konsentrasi, reflek tubuh anak dan melatih otot anak untuk kembali aktif. “Dilanjutkan dengan mengisi  buku  mengenal  perasaan  anak  sehingga  mereka  menumpahkan segala pikiran perasaannya sendiri yang diharapkan dapat mengurangi stres,” jelas Syiddatul.

Metode pelaksanaan dalam program pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan selama dua hari. Hari pertama yaitu pada 8 Juni 2020 di mana anak diberi penjelasan  tentang  tata  cara pengisian buku “Menganal Perasaan Anak” dilanjut mengisi kuesioner tentang stres yang menggunakan  perceived  stress  scale  for  children  yang  sudah  dalam  bentuk  bahasa Indonesia.

Buku Mengenal Perasaan Anak dirancang oleh penulis sebagai salah satu luaran pengmas. Buku terdiri dari beberapa bagian. Di antaranya Bagian awal adalah identitas diri anak, bagian 1 adalah pemikiran atau opini anak tentang kondisi pandemi Covid-19 saat ini. Bagian 2 tentang apa yang anak tahu dan apa yang anak ingin tahu tentang Covid-19 dan tentang segala hal apa saja selama pandemi. Bagian 3 tentang apa yang dilakukan anak ketika merasa takut.

Bagian 4 tentang memberikan perhatian dan peduli terhadap anggota keluarga. Bagian 5 adalah membuat rencana kegiatan harian. Bagian 6 adalah menuliskan siapa saja yang peduli dan perhaian pada anak  dan apa  kira-kira  yang bisa  dilakukan  bersama dan bagian-bagian lainnya.

Kegiatan hari kedua yaitu pada 9 Juni 2020 anak melakukan permainan walk and stop. Aturan permainan ini adalah pada gerakan pertama anak disaranakan berdiri dengan tetap berjarak  satu  sama  lain.

Setiap  mendengar  kata  walk  anak  harus  berjalan,  dan setiap mendengar kata stop anak harus berhenti, gerakan kedua adalah setiap mendengar kata walk anak harus berhenti dan setiap mendengar kata stop anak harus berjalan. Gerakan kedua ini memberikan kesempatan pada anak untuk memusatkan konsentrasi pada perintah.

Gerakan ketiga adalah anak terus berjalan sambil tetap mematuhi walk dan stop ditambah harus menyebutkan namanya sendiri tiap kali fasilitator mengucapkan kata nama.

Gerakan keempat adalah anak tetap mematuhi walk dan stop serta menyebut nama ditambah anak harus tepuk tangan ketika fasilitator mengucapkan kata tepuk tangan. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 30 menit. Kuesioner stres diberikan saat permainan sudah selesai. ril/hms

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry