Nuswantoro Bhaktj Pontjo Sutowo

JAKARTA  – Sejumlah tokoh Aliansi Kebangsaan telah menyerahkan naskah akademik ke Komisi X DPR RI sebagai masukan merumuskan kembali UU Sistem Pendidikan Nasiobal.  Para tokoh mengusulkn perubahan nama Sisdiknas menjadi Sistem Kebudayaan dan Pendidikan Nasional.

Kepada media di Jakarta, Rabu (15/7), Pembina Yayasan Suluh Nuswantoro Bhaktj Pontjo Sutowo menuturkan tujuh pokok pikirn penting dalam Nasmik Sistem Kebudayaan dan Pendidikan Nasional.

Pertama,  menghadirkan kembali kebudayaan sebagai ontologi pendidikan.  Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan, bukan sebaliknya, dan bersumber dari budaya besar Indonesia yang terus tumbuh serta berkembang. Pendidikan adalah alat untuk membentuk kebudayaan karena pada dasarnya kebudayaan dapat dibentuk. Untuk itu pendidikan  nasional harus memiliki kekuatan spiritual (agama, ke-Indonesiaan, nilai-nilai Pancasila), ilmu pengetahuan yang tinggi, dan kerja kemanusiaan.

Kedua,  kerangka dasar kurikulum nasional menjadi Trimatra Pendidikan yaitu kebangsaan, etika dan logika.  Kebangsaan terkait nasionalisme dan kebhinekaan. Sebagai warga negara dia wajib bisa mempertahankan tanah airnya, baik tanah air fisik, tanah air formal, dan tanah air mental. Etika terkait erat dengan sikap pergaulan sosial. Logika terkait pembangunan nalar dan akal.  Logika dibagi menjadi tiga rumpun yaitu Literasi Bahasa, Matematika, dan Sains. Semua mata pelajaran bermuara dari ketiganya.

“Jadi desain struktur kurikulum inti pendidikan nasional  pada dasarnya ada empat, yaitu “Agama-Kebangsaan-Etika-Logika”. Berbeda dengan negara lain yang tidak menempatkan Agama di dalam kurikulumnya, Indonesia harus menempatkan Agama di dalam kurikulumnya karena selain berhubungan dengan etika maka Agama juga berhubungan dengan kebangsaan/nasionalisme,” ungkap Pontjo.

Ketiga, mensentralkan urusan pendidikan nasional dan tidak dibagi-bagi menjadi urusan pusat,  provinsi dan kabupaten/kota. Pendidikan harus dilihat sebagai the battle of sovereignty (pertempuran kedaulatan) guna mendapatkan security and prosperity (keamanan dan kemakmuran). Ini sejalan dengan organisasi tertua pendidikan di Indonesia yaitu Tamansiswa bahwa pendidikan sebagai “alat perlawanan terhadap semua kolonialisme.” Demikian juga Budi Oetomo, menyebut pendidikan sebagai “alat memerdekakan.”

Keempat,  menghasilkan warga negara unggul via metoda meta science yang berenergi mental Pancasila.  Tujuan pendidikan nasional harus bisa menghasilkan manusia unggul yaitu “sebagai patriot sejati Indonesia yang bertakwa, cerdas,  ikhlas, berperikemanusiaan, adil, beradab, jujur, bertanggung jawab, mumpuni, ulet dan tangguh. Manusia Indonesia harus  memiliki knowledge (know what), attitude (know why) and skills (know how).

Kelima, menempatkan UU Sisbuddiknas sebagai UU Payung. UU Sisbuddiknas dalam ruang lingkupnya diharapkan sudah menyentuh semua hal dari pendidikan formal, informal, dan nonformal. Juga sudah mencakup dari pendidikan PAUD, dasar, menengah, dan tinggi. Dengan demikian hanya ada satu UU tentang kebudayaan dan pendidikan nasional dengan turunan yang lebih rinci berupa Peraturan Pemerintah.

Keenam,  pemberdayaan IPTEK melalui Quarto Helix.  Satu komponen elementer penggerak sistem inovasi teknologi adalah sinergi dan kolaborasi yang kuat dalam “Empat pihak (Quarto Helix)” antara Lembaga Riset/Perguruan Tinggi, Industri, Pemerintah, dan Masyarakat. Haus diakui, riset dan pengembangan teknologi (risbangtek) yang dihasilkan oleh perguruan tinggi belum ter-hilirisasi dengan baik ke dunia usaha/industri maupun ke masyarakat, karena tugas pemerintah yang seharusnya menghubungkan perguruan tinggi/lembaga riset dengan dunia usaha/industri dan masyarakat belum berjalan maksimal. Akibatnya, hasil risbangtek yang dilakukan oleh perguruan tinggi saat ini seringkali  sebatas mengejar publikasi ilmiah.

Ketujuh,  pendidikan inklusi. Pendidikan inklusi adalah pendidikan yang menggabungkan anak-anak yang berkebutuhan khusus dengan anak-anak regular dalam kelas yang sama dengan ratio tertentu.  Secara filosofis, pendidikan inklusif hampir sama dengan falsafah bangsa ini, yaitu Bhineka Tunggal Ika yang berarti meniadakan perbedaan dan menjadikan satu kesatuan dalam berbagai keberagaman. dt

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry