SIDOARJO | duta.co – Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Sidoarjo semakin intens mengawal isu radikalisme yang disuarakan Bupati Ahmad Muhdlor Ali. Dugaan 15 kecamatan di Sidoarjo terpapar radikalisme dan bunker senjata di salah satu masjid di wilayah Sedati masih menjadi fokus untuk diketahui kebenarannya.

Setelah melakukan pencarian di sejumlah masjid di Sedati, PDPM Sidoarjo mendatangi Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Sidoarjo, Selasa (22/2). Dalam kesempatan itu, PDPM Sidoarjo mempertanyakan keabsahan hasil kajian yang telah dilakukan tim Bupati Sidoarjo terkait radikalisme.

Ketua PDPM Sidoarjo Adit Hananta Utama menegaskan, dari berbagai upaya yang telah dilakukan, hingga saat ini belum ada titik terang terkait tudingan bunker senjata di bawah masjid. Bahkan dari Bakesbangpol Sidoarjo sendiri tidak ada yang berani memastikan kebenaran soal bunker senjata di bawah masjid.

“Kami menjadi sangat ragu bahwa riset timnya Bupati Sidoarjo ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Karena dari penelusuran yang kita lakukan semuanya nihil,” ujar Adit usai bertemu Kepala Bakesbangpol Sidoarjo Mustain.

Adit menegaskan, narasi tentang radikalisme harus dipertanggungjawabkan kepada publik. Fakta dan validitas datanya harus teruji sehingga tidak sekadar menjadi tuduhan.

“Jangan sampai narasi ini berubah menjadi hoaks apalagi fitnah terhadap umat Islam. Karena dari sisi hukum, tindakan Bupati Sidoarjo ini bisa kita ajukan gugatan,” tegas Adit.

Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Sidoarjo Mustain mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk PDPM Sidoarjo untuk saling menahan diri. Pihaknya berharap, Sidoarjo tetap kondusif dengan berbagai perbedaan yang ada.

“Kami berkomitmen akan terus membangun komunikasi dan kerjasama yang baik dengan seluruh elemen masyarakat di Sidoarjo. Baik NU, Muhammadiyah, LDII, maupun organisasi kepemudaan seperti Pemuda Muhammadiyah ini,” pungkas Mustain. Zal

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry