Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf, didampingi Manager Hotel Baobab Safari Resort, M. Burhan, Sekda, Asisten 2 dan pihak TSI Group, saat rilis antisipasi Govid-19 di Area Hotel Baobab, Sabtu (14/3/2020) siang. (DUTA.CO/Raffael)

PASURUAN | duta.co – Mewabahnya virus Corona di berbagai negara, termasuk Indonesia, memunculkan ketakutan warga. Sebagai tempat hiburan dan edukasi, Taman Safari Indonesia (TSI), telah sigap melakukan pencegahan penyebaran Corona dengan beberapa langkah preventif.  Langkah-langkah preventif dilakukan di seluruh unit, Taman Safari Bogor, Taman Safari Prigen, Bali Safari Park, dan Jakarta Aquarium. “Kami lakukan antisipasi maksimal,” kata M. Burhan, Manajer Hotel Baobab Safari Resort, Sabtu (14/3/2020).

Tak sebatas kunjungan, hotel-hotel yang berada di bawah pengelolaan TSI Group (Safari Lodge, Royal Safari Garden, Baobab Safari Resort, dan Mara River Safari Lodge) melakukan tindakan serupa. Salah satu langkah preventifnya adalah dengan menyediakan cairan pembersih tangan (hand sanitizer) di puluhan titik lokasi di tiap unit.

Cairan pembersih tangan disebar mulai dari gerbang tiket, area rekreasi, Baby Zoo, restoran, area presentasi edukasi, dan beberapa titik di area hotel. “Kami juga rutin membersihkan tiap sudut ruangan, meja, kursi, handle pintu, wahana rekreasi, dan counter restoran, dengan menggunakan disinfectant tiap 1 jam sekali,” ungkapnya.

Pihaknya juga memastikan kesehatan para karyawannya dengan rutin mengadakan pemeriksaan suhu tubuh setiap hari. “Jika ada karyawan temperatur tubuhnya tinggi, maka manajemen TSI akan meminta karyawan untuk tidak bekerja sementara waktu sambil menunggu perkembangan kesehatannya,” kata Burhan.

Selain itu, imbunya, hal ini juga diterapkan pada pengunjung, yang nantinya akan diperiksa suhu tubuhnya tiap kali memasuki area TSI. Bagi pengunjung yang mendadak flu, batuk atau bersin, di masing-masing unit disediakan masker gratis. “Semuanya kita lakukan pengawasan ketat,” ungkapnya.

Kesehatan satwa-satwa di TSI Group juga diawasi dan dipantau oleh tim dokter hewan dan perawat satwa (keeper). “Setiap hari, kondisi satwa dipantau. Jika ada gejala tak wajar pada satwa, maka dokter hewan bergerak cepat untuk memeriksa kondisi satwa-satwa, karena keeper menjadi ujung tombak dalam perawatan,” ucap dia.

“Si keeper pula yang melaporkan kondisi terkini satwanya kepada dokter hewan. Jika ada indikasi sakit, barulah dokter hewan yang akan menentukan tindakan medis lanjutan,” imbuh Burhan.

Masih kata Burhan, rumah sakit hewan di TSI Group sudah dibekali dengan peralatan medis yang memadai beserta dokter hewan dan staff medis handal. Meski belum ada pembuktian ilmiah Corona dapat menular dari satwa langsung ke manusia, bisa dipastikan satwa-satwa di seluruh unit TSI Group terbebas dari segala macam virus atau penyakit menular.

Saat ini, jumlah pengunjung yang datang ke TSI Bogor terbilang cukup ramai dan stabil, meski ada wabah Corona. “Hampir bisa dipastikan jumlah pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri ke Taman Safari Bogor tidak terpengaruh dengan adanya Virus Corona ini,” tambah Daniel Thian, Head of Digital Marketing TSI Group.

Sejak didirikan pada 1986, TSI Group fokus pada konservasi satwa liar yang populasinya mulai terdesak. Perlu diketahui, ada ribuan jenis spesies hewan di dunia yang terancam punah. TSI ingin mengambil peran dengan merawat dan mengembangbiakkan satwa endemik Indonesia sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang.

Taman Safari Bogor, Taman Safari Prigen, Bali Safari & Marine Park, Batang Dolphins Center dan Jakarta Aquarium adalah bukti kepedulian TSI Group terhadap deretan satwa yang kian hari semakin terancam keberadaannya. Konservasi juga menjadi tema di hotel-hotel TSI Group; Royal Safari Garden & Resort, Safari Lodge, Baobab Safari Resort, dan Mara River Safari Lodge. Selain konservasi, ada dua pilar lainnya yang hingga kini menjadi tonggak semangat bisnis TSI, yakni pendidikan (education), dan rekreasi (recreation). (raf)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry