AKSDI DAMAI: Aksi solidaritas untuk Rohingya yang diikuti ribuan orang termasuk tokoh lintasagama, Ormas, dan pelajar di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (5/9). (duta.co/wiwiek wulandari)

SURABAYA | duta.co – Tokoh lintasagama, Ormas serta ribuan pelajar menggelar aksi simpatik untuk Rohingya di depan Gedung Grahadi, Surabaya, Selasa (5/9/2017). Mereka tergabung dalam Komite Aksi Kemanusiaan Surabaya untuk Rohingya.

Massa membentangkan poster dan spanduk dan mengenakan pita hitam di lengan sebagai tanda keprihatinan atas insiden kekerasan yang menimpa warga Rohingya di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Massa juga membawa kotak amal untuk menghimpun bantuan kemanusiaan untuk etnis Rohingya.

Arif’an, koordinator aksi, mengatakan, aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada warga muslim Rohingya yang mengalami tindak kekerasan dan penindasan di Myanmar. “Kami berharap Pemerintah Indonesia mengusir duta besar Myanmar dari Indonesia. Karena hingga sekarang belum juga ada itikad baik untuk menyelesaikan konflik Rohingya,” katanya.

Panas terik tak menghalangi massa menyatakan solidaritas untuk Rohingya. “Ini tragedi kemanusiaan yang harus diakhiri,” kata Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya Mahsun Jayadi yang juga mengikuti aksi bersama tokoh agama lainnya.

Buyung Setiono dari perwakilan Tokoh Konghucu Surabaya menuturkan, harus dicarikan solusi guna perdamaian bersama di Rohingya. “Semua harus berjuang memerangi kekerasan.”

Sampaikan 6 Tuntutan

Dalam aksi unjuk rasa itu, sejumlah perwakikan Ormas dan tokoh keagamaan menunjukkan komitmen mereka mendukung perdamaian di Rohingya. Mereka membubuhkan tanda tangan pernyataan aksi perdamaian Rohingya dari Surabaya untuk dunia.

Berikut pernyataan sikap resmi yang ditandatangani semua perwakilan tokoh keagamaan dan Ormas:

  1. Mendesak Bangladesh membuka akses perbatasan demi kemanusiaan Rohingya.
  2. ASEAN diminta menekan Myanmar untuk mengakhiri tragedi kemanusiaan. Jika tidak Myanmar harus dibekukan dari keanggotaan ASEAN.
  3. Desak Komite Nobel Perdamaian mencabut Nobel perdamian pimpinan Myanmar.
  4. Mendesak Mahkamah Kejahatan internasional memberi sanksi kejahatan sosial itu.
  5. Mendesak Pemerintah RI mengusir duta besar Myanmar dari Indonesia karena tidak ada itikad baik mengakhiri tragedi kemanusiaan Myanmar.
  6. Mengajak Ormas menggelar aksi solidaritas yang sama dan membantu kemanusiaan dengan menggalang dana.

Akibat aksi ini, arus lalu lintas Jl Gubernur Suryo di depan Gedung Grahadi macet. Polisi di lokasi terus berupaya mengatur arus lalulintas. Namun seiring dengan bubarnya aksi sekitar pukul 11.00 WIB, lalu lintas di tengah kota berangsur kembali normal.

Massa perlahan meninggalkan Gedung Grahadi. Macet parah yang sebelumnya terjadi di jalur tengah kota di Jl Gubernur Suryo ini mulai terurai. Satu lajur sisa sebelumnya juga sudah melebar hingga dua lajur. Petugas polisi terus mengatur lalu lintas pasca demo. Setelahnya jalur Grahadi kembali normal, jalan itu bisa kembali dilintasi hingga 5 lajur kendaraan. ud

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry