Dekan FK Unisma, dr Rahma Triliana MKes PhD (FT/Unisma).

MALANG | duta.co – Guna meningkatkan taqwa dan pemahaman tentang kesehatan, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Malang (Unisma) mengundang Rais Syuriah NU New Zealand. Acara yang dikemas secara virtual ini antusias diikuti 350 peserta. Diharapkan dengan acara ini peserta dapat menjaga kondisi fisik maupun batin di tengah pandemi.

Dekan FK Unisma, dr Rahma Triliana MKes PhD, saat membuka acara Mbala Aswaja lewat Zoom Meeting, mengatakan bahwa sebagai kampus rahmatan lil’alamin, Unisma berupaya untuk menjaga dan menjalin hubungan dengan masyarakat yang beragam latar budaya serta kepercayaan. Hal itu semua berdampak pada kepedulian kita semua untuk menjaga kesehatan bersama.

“Maka perlu menggali ilmu dari seorang Rais Syuriah di New Zealand dan Australi, yang terkait dengan ibadah atau makanan halal. Hingga dengan itu dapat meningkatkan ketaqwaan dan peningkatan kesehatan di tengah pandemi Covid 19,” ungkap Rahma Triliana.

Lebih lanjut Dekan FK ini menyampaikan pula, pengajian virtual ini mencoba mengupas tentang Islam, ilmu kesehatan masyarakat, serta pelayanan kesehatan. Ketiga hal tersebut dipadu padankan, dan dicari titik temunya.

Sementara itu, Gus Nadzirsyah Hosen, sebagai narasumber pertama mengulas terminologi sehat wal afiat mengatakan, sehat dalam pandangan ulama ialah kondisi tubuh yang tidak mengalami gangguan kesehatan sama sekali. Namun, imbuh dia, jika istilah afiat sendiri, lebih dari itu, yakni selain sehat, juga kondisi prima tersebut diperuntukan guna ketaatan kepada Alloh Subhana Wat Ta’ala.

“Maka makna sehat wal afiat merupakan kondisi sempurna, dimana tubuh tidak kurang satu apapun. Juga menggunakan kesehatan tersebut untuk mencari ridha Allah semata,” ungkapnya.

Termasuk kosa kata halal thoyibah, lanjut dia, yang mana halal sendiri merupakan arti dari makanan yang tidak dilarang Allah. Sedangkan thoyibah, merupakan upaya pencegahan agar makanan tersebut bermanfaat bagi kesehatan yang mengonsumsinya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, di sini-lah letak keterkaitan, antara ilmu Kedokteran dengan kesehatan masyarakat, bahwa makanan dalam pandangan Islam tidak sekedar halal secara fiqih, tapi juga higienis, serta membawa kepada kesehatan bagi yang mengonsumsinya.

Dalam Mbala Aswaja ini, Gus Nadzir juga mengupas kisah Nabi Musa AS, yang ia kutip dari kitab Ar-Rozi. Dalam riwayat tersebut dikisahkan Nabi ini mengeluh sakit perut kepada Alloh. Sang Robb pun memerintahkan Nabi untuk mengambil daun dari sebuah pohon. Tak lama Nabi Musa atas ijin Alloh sembuh dari penyakitnya.

Selang beberapa waktu, lanjut dia, Nabi Musa mengalami sakit yang sama. Namun kali ini ia langsung menuju pohon yang sama, dan mengunyah daunnya. Tapi kali ini penyakitnya bertambah parah.

“Nabi Musa lantas mengadu kepada Allah. Allah Subhana Wat Ta’ala kemudian berfirman, semua yang ada di dunia ini adalah racun terkecuali sesuatu yang disebut Asma-Ku. Maka sejatinya, ijin dan keridhaan Allah yang dicari dulu, bukan obat yang belum tentu dapat menyembuhkan,” tutupnya. (dah)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry